CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.466.000   -11.000   -0,74%
  • USD/IDR 15.860   -72,00   -0,46%
  • IDX 7.215   -94,11   -1,29%
  • KOMPAS100 1.103   -14,64   -1,31%
  • LQ45 876   -10,76   -1,21%
  • ISSI 218   -3,03   -1,37%
  • IDX30 448   -5,87   -1,29%
  • IDXHIDIV20 540   -6,91   -1,26%
  • IDX80 126   -1,77   -1,38%
  • IDXV30 135   -1,94   -1,41%
  • IDXQ30 149   -1,85   -1,22%

Waskita lanjutkan rencana divestasi Rp 4 triliun


Senin, 18 Desember 2017 / 16:12 WIB
Waskita lanjutkan rencana divestasi Rp 4 triliun


Reporter: Nisa Dwiresya Putri | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Waskita Karya Tbk (WSKT) melanjutkan rencana divestasi aset di 2018. Ada tiga pilihan skema divestasi yang akan dilancarkan oleh WSKT. Targetnya, perusahaan konstruksi pelat merah ini bisa mengantongi dana minimal Rp 4 triliun dari divestasi tersebut.

Ditemui di Jakarta, Senin (18/12), Direktur Utama WSKT M. Choliq menjelaskan tiga tipe rencana divestasi yang mungkin dijalankan oleh perusahaan di 2018 nanti. Pertama, WSKT menjual satu per satu ruas tol yang dimiliki. Sebagai contoh, WSKT akan mendivestasikan ruas tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (Becakayu).

"Di tipe satu, yang paling banyak peminatnya adalah Becakayu. Nanti kalau sudah mendekati deal, saya pasti akan umumkan," ujar Choliq.

Kedua, WSKT akan menjual beberapa ruas tol yang berurutan dan terus menerus bergandengan. Tipe tol ini contohnya adalah ruas tol Trans Jawa yang terdiri dari tujuh ruas tol yakni Kanci-Pejagan, Pejagan-Pemalang, Pemalang-Batang, Batang-Semarang, Solo-Ngawi, Ngawi-Kertosono, dan Pasuruan-Probolinggo.

Ruas tol ini menurut Choliq harus di-bundling agar bisa memberikan nilai tambah. Saat ini, proses divestasi tujuh ruas tol ini juga terus berjalan. Dua calon investor yang menurut Choliq menunjukkan keseriusan adalah PT Jasa Marga Tbk (JSMR) dan PT Astratel Nusantara.

Ketiga, WSKT akan menjual saham baru di tingkat anak usaha, yakni PT Waskita Toll Road (WTR). Pada skema ini, Choliq menyebut beberapa calon investor yang akan banderol saham baru WTR. Mereka adalah Islamic Development Bank (IDB), Saudi Arabian Oil Co, serta Khazanah Nasional Bhd.

Ketiga perusahaan tersebut bersama membentuk konsorsium, dimana Samuel Sekuritas selaku lead. Adapun saat ini, WTR masih dimiliki oleh WSKT, PT Taspen, dan PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI). Ketika WTR menerbitkan saham baru nantinya, tentu semua pemegang saham berhak untuk membelinya.

Namun, dalam prediksi Choliq, Taspen dan SMI tak akan mengeksekusi hak mereka ketika WTR menerbitkan saham baru. “Berarti dia (SMI dan Taspen) dilusi, tidak out tapi dilusi. Yang konsorsium, mereka inginnya mayoritas, saya persilahkan sepanjang harganya oke,” tambah Choliq.

Di luar sederet nama investor yang telah dirinci Choliq, ia bilang beberapa perusahaan dari Tiongkok juga menunjukkan minat pada asset WSKT. Hanya saja, perusahan-perusahaan asal negara tirai bambu tersebut tak hanya mengincar kepemilikan saham, tetapi juga berminat menjadi kontraktor. Karena itu, Choliq butuh banyak pertimbangan untuk memilih investor Tiongkok.

Selain itu, kabar yang sempat beredar, PT Nusantara Infrastructure Tbk (META) juga sedang membidik dua ruas tol WSKT di Jabodetek. Sayangnya META belum memberikan konfirmasi saat dihubungi Kontan.co.id, Rabu (18/12) siang.

Saat ini Choliq belum bisa memastikan skema mana yang akan dieksekusi oleh WSKT terlebih dahulu. Hanya saja, menurutnya di 2018 mendatang, setidaknya WSKT bisa raup Rp 4 triliun dari rencana divestasi. Sebagai tambahan, divestasi ini juga akan mengurangi interest bearing debt yang dimiliki. Perkiraan dia, interest bearing debt yang berkurang bisa mencapai 2,5 kali-3 kali dari total nilai divestasi Rp 4 triliun.

"Pada dasarnya 18 ruas tol yang dimiliki WSKT akan terjual semua. Mana yang lebih dulu, tergantung investor interest dan harga. Ketika harga memenuhi, maka divestasi akan terjadi. Sebelumnya, SMI dan Tapen membeli 18 ruas tol dengan average 1,5 kali PBV. Secara agregat, saya gak mau divestasi nanti kurang dari 1,5 kali PBV. Itu patokannya," tegas Choliq.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×