kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Waskita Beton mengandalkan induk usaha


Jumat, 15 Desember 2017 / 12:42 WIB
Waskita Beton mengandalkan induk usaha


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Waskita Beton Precast Tbk menargetkan kontrak baru sebesar Rp 11,52 triliun pada tahun 2018. Target tersebut 9,71% lebih tinggi dibandingkan proyeksi pencapaian kontrak baru sepanjang tahun ini, yakni Rp 10,5 triliun.

Sektor yang menjadi sasaran utama adalah infrastruktur. Waskita Beton Precast berharap, mayoritas proyek baru tahun depan datang dari induk usaha yakni PT Waskita Karya (Persero) Tbk. "Kontribusi holding ditargetkan mencapai 65%-70%," ungkap Jarot Subana, Direktur Utama PT Waskita Beton Precast Tbk kepada KONTAN, Senin (11/12).

Target kontrak baru tahun depan tadi belum termasuk kontrak bawaan alias carry over. Waskita Beton Precast memprediksi, tahun ini masih akan membawa kontrak bawaan senilai Rp 13,34 triliun. Jadi, target orderbook atau kontrak di tangan tahun 2018 mencapai Rp 24,86 triliun.

Perlu diketahui, proyeksi pencapaian kontrak baru Waskita Beton Precast tahun ini menyusut dari target awal. Semula, produsen precast atawa beton pracetak itu mencanangkan target kontrak baru Rp 12,3 triliun.

Pemicu melesetnya target kontrak baru 2017 karena ada proyek yang semula ditargetkan bisa didapat tahun ini. Namun, pencatatan proyek lantas bergeser ke tahun depan. Proyek itu adalah Tol Probolinggo–Banyuwangi dan Tol Penajam-Balikpapan.

Menurut catatan KONTAN September 2017, proyek jalan tol Probolinggo-Banyuwangi dan Penajam-Balikpapan masih dalam tahap persiapan lelang kepada investor di Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT). Waskita Karya menjadi salah satu perusahaan yang bersaing mendapatkan konsesi ruas tersebut.

Nilai pekerjaan ruas Probolinggo–Banyuwangi mencapai Rp 2,5 triliun. Sementara nilai kontrak ruas Penajam-Balikpapan sekitar Rp 750 miliar–Rp 1 triliun.

Realisasinya kini, Waskita Beton Precast menggenggam kontrak baru senilai Rp 9,49 triliun dari Januari hingga 10 Desember 2017. Komposisinya, 70% dari Grup Waskita Karya dan 30% eksternal. Sesuai dengan prognosa, mereka masih harus mencatatkan Rp 1,01 triliun kontrak baru lagi agar meraih total Rp 10,5 triliun pada tahun ini.

Capex Rp 750 miliar

Sejalan target perburuan kontrak baru, tahun depan Waskita Beton Precast mengalokasikan dana belanja moda alias capital expenditure (capex) sekitar Rp 750 miliar. Sebanyak Rp 600 miliar di antaranya untuk membiayai an ekspansi kapasitas produksi beton pracetak. Sisanya, sekitar Rp 70 miliar untuk belanja quarry serta Rp 80 miliar untuk belanja peralatan dan sarana penunjang.

Lewat aneka rencana bisnis tadi, Waskita Beton Precast berharap kinerja tahun 2018 bisa mendaki. Perusahaan berkode saham WSBP di Bursa Efek Indonesia tersebut menargetkan pendapatan tahun Rp 9,7 triliun dan laba bersih Rp 1,47 triliun.

Sebagai perbandingan, tahun ini Waskita Beton Precast menargetkan pendapatan Rp 7,9 triliun dan laba Rp 1,2 triliun. Target tersebut telah mereka naikkan pada Oktober 2017 lalu. Target awal yakni pendapatan Rp 7,7 triliun dan laba Rp 1,1 triliun.

Sementara itu, aksi pembelian kembali saham atau buyback Waskita Beton Precast dengan target 7% dari modal disetor dan ditempatkan senilai Rp 1 triliun masih berlangsung. Proses pembelian terjadi sejak 27 Juli 2017.

Hingga September 2017, Waskita Beton Precast telah menggelontorkan Rp 443,75 miliar untuk aksi tersebut. "Saat ini buyback masih terus berjalan, jangka waktu sampai dengan 27 Januari 2019," terang Jarot.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×