Reporter: Klaudia Molasiarani | Editor: Sanny Cicilia
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Waskita Beton Precast Tbk pada tahun ini mengalokasikan belanja modal atau capital expenditure (capex) senilai Rp 1,1 triliun untuk mengerjakan beberapa rencana pengembangan bisnis. Tahun ini, perusahaan berkode saham WSBP di Bursa Efek Indonesia itu juga bermaksud menambah kapasitas produksi pabriknya.
Ratna Ningrum, Sekretaris Perusahaan Waskita Beton Precast menyebutkan, saat ini kapasitas produksi yang dimiliki oleh perseroan sebesar 3,25 juta ton/tahun yang didukung oleh 11 plant. Perseroan juga mengelola 72 batching plant dan 5 quarry.
Pada tahun 2018, lanjut Ratna, kapasitas produksi perseroan ditargetkan menjadi 3,75 ton per tahun, di mana perusahaan akan meningkatkan kapasitas produksi sekitar 500.000 ton hingga 600.000 ton per tahun dari dua plant baru WSBP di Kalimantan Timur dan Sumatera Utara.
Untuk memuluskan rencana ekspansi tersebut, anak usaha PT Waskita Karya (Persero) Tbk ini mengalokasikan anggaran capex senilai Rp 1,1 triliun.
Ratna bilang, dana tersebut nantinya diperoleh dari sisa dana Initial Public Offering (IPO) sekitar Rp 580 miliar dan sisanya berasal dari dana kas internal serta pinjaman. Selain itu, untuk meningkatkan kapasitas produksi, lanjut Ratma, pihaknya juga ingin mengembangkan diversifikasi produk baru, pembangunan dan pembelian lahan quarry serta sarana penunjang lainnya.
"Produk baru yang masih proses sertifikasi seperti bantalan rel Kereta Api dan tiang listrik beton, serta beberapa produk lain yang masih proses di litbang,"ungkap Ratna saat dihubungi Kontan.co.id, Rabu (21/3). Adapun beberapa lahan quarry hingga saat iib masih dalah tahap feasibilty study (FS), di antaranya di Lumbang, Jawa Timur dengan luas sekitar 40 hektare.
Untuk meningkatkan kualitas produk, WSBP juga membangun sebuah laboratorium di Karawang yang terdiri dari tiga lantai dengan luas 1,1 hektare dan luas bangunan 2.261 meter persegi. Pembangunan lab tersebut melengkapi lab-lab yang sudah dimiliki perseroan sebelumnya di setiap plant dan ditargetkan akan aktif beroperasi pada Mei 2018.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News