Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) sepertinya bakal berupaya memperoleh pundi-pundi pendapatannya lebih besar. Caranya, emiten konstruksi pelat merah ini akan menjual ruas tol yang telah dibangunnya.
"Kami memang memiliki rencana untuk mendivestasi ruas tol Depok-Antasari," ujar Haris Gunawan, Sekertaris Perusahaan WSKT kepada KONTAN, belum lama ini.
Sayang, dia masih enggan merinci berapa target harga yang bisa diperoleh dari penjualan ruas tol tersebut. Sebab, selain masih dalam tahap pembangunan, ruas tol tersebut juga masih berada dalam kajian Kantor Jasa Penilai Publik (KJPP) untuk divaluasi asetnya.
"Sebelum ada data dari KJPP, kami masih belum bisa memberikan pernyataan soal harganya," tandas Haris.
Sekadar mengingatkan, proyek tol ini dikerjakan dengan skema konsorsium antara WSKT dan beberapa emiten lain. Konsorsium tersebut membentuk anak usaha bernama PT Citra Waspphutowa.
Rincian porsi kepemilikan saham anak usaha tersebut adalah, WSKT sebesar 12,5%, menggandeng PT Citra Marga Nusaphala Tbk (CMNP) dengan kepemilikan mayoritas 62,5%, PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk (PTPP) sebesar 12,5%, dan PT Hutama Karya (Persero) sebesar 12,5%.
Proyek tol itu terbagi dalam dua seksi dengan kebutuhan investasi secara keseluruhan Rp 4,08 triliun. Untuk tahap awal, porsi investasi yang dibebankan kepada WSKT sebesar Rp 400 miliar.
Pada seksi I, ruas tol yang dibangun sepanjang 8,5 km, yang meliputi konstruksi seksi 1AB Antasari-Andara, 1C Andara-Brigif, dan 1D Brigif-Krukut. Sementara, seksi II akan menghubungkan Krukut dengan Bojong Gede sepanjang 13,5 km.
Perlu diketahui, divestasi ini memang merupakan strategi WSKT untuk memperkuat bisnis intinya, yakni konstruksi, sedangkan pembangunan infrastruktur jalan tol masuk skema "pendapatan lainnya". WSKT memang tidak berencana menjadikannya investasi jangka panjang.
Jadi, begitu konstruksi jalan tolnya selesai dan perseroan telah memperoleh marjin sebagai kontraktor, maka manajemen akan segera melakukan divestasi. "Jadi, divestasinya akan dilakukan tahun ini atau tahun depan," pungkas Haris.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News