Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasar instrumen derivatif di Bursa Efek Indonesia (BEI) semakin ramai. Setelah RHB Sekuritas Indonesia, kini giliran Maybank Sekuritas Indonesia yang meluncurkan waran terstruktur.
Waran terstruktur yang diterbitkan Maybank Sekuritas menggunakan underlying saham delapan perusahaan konstituen IDX30, yakni PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM), PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT Astra Internasional Tbk (ASII), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA), PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS), dan PT Bukit Asam Tbk (PTBA).
Meski demikian, transaksi waran terstruktur di bursa masih cenderung minim. Tengok saja, berdasarkan data Bursa Efek Indonesia, nilai transaksi waran terstruktur secara year-to-date (YtD) baru mencapai Rp 63,09 miliar dengan frekuensi perdagangan 33.145 kali.
Direktur Pengembangan BEI Jeffrey Hendrik mengatakan, jika nilai transaksi waran terstruktur dibandingkan transaksi saham memang akan terlihat sangat kecil. Akan tetapi, jika dibandingkan dengan transaksi exchange traded fund (ETF), transaksi waran terstruktur masih cukup baik.
Baca Juga: Maybank Sekuritas Pasang Target Terbitkan 200 Waran Terstruktur
“Dengan bertambahnya anggota bursa (AB) penerbit dan jumlah waran terstruktur yang diterbitkan, diharapkan akan meningkatkan minat investor,” terang Jeffrey kepada Kontan.co.id, Senin (13/2).
Di sisi lain, penggunaan saham IDX30 sebagai underlying menjadi kelebihan dari waran terstruktur yang bisa menarik minat investor.
Vice President Infovesta Utama Wawan Hendrayana menilai, waran terstruktur saat ini masih dalam tahap awal pengenalan terhadap investor. Sifat waran terstruktur sebagai produk derivatif memang lebih kompleks dari Investasi saham dan membutuhkan pengetahuan dan analisis yang berbeda dengan membeli saham.
“Dalam satu tahun ini sebetulnya kita bisa melihat para Sekuritas masih getol menerbitkan waran terstruktur, yang artinya secara pangsa pasar dan peminat ada. Walau demikian sosialisasi kepada investor harus terus dilakukan mengingat risiko yang tinggi,” kata Wawan.
Di sisi lain, investasi di waran terstruktur juga memiliki risiko, yakni investor dapat kehilangan semua modalnya ketika terus memegang waran terstruktur hingga jatuh tempo dan harga saham tidak sesuai dengan perkiraan pada waran terstrukturnya. Ini berbeda dengan memegang saham langsung yang bisa di hold selama emitennya tidak delisting.
Baca Juga: Maybank Sekuritas Luncurkan Waran Terstruktur, Berikut Kelebihannya
Direktur Panin Asset Management Rudiyanto juga mengamini, butuh waktu agar produk waran terstruktur untuk bisa mendapat tempat di hati investor. Rudiyanto menilai, instrumen waran terstruktur akan menarik bagi investor institusi yang bermaksud melakukan lindung nilai (hedging).
Di sisi lain, harga waran terstruktur juga bisa hangus alias investor bisa kehilangan semua modalnya.
“Harga waran bisa nol apabila cuma mau investasi cari capital gain saja tanpa ada maksud untuk eksekusi warannya,” kata Rudiyanto.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News