kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45906,29   2,96   0.33%
  • EMAS1.310.000 -0,23%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Wall Street turun akibat profit taking setelah naik 3 hari berturut-turut


Jumat, 10 Desember 2021 / 05:33 WIB
Wall Street turun akibat profit taking setelah naik 3 hari berturut-turut
ILUSTRASI. Wall Street melemah pada Kamis (9/12) akibat profit taking.


Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Wall Street melemah pada Kamis (9/12) akibat profit taking setelah pasar saham Amerika Serikat (AS) menguat dalam tiga hari berturut-turut sebelumnya. Investor mengalihkan fokus mereka ke data inflasi yang akan datang dan pertemuan Federal Reserve minggu depan.

Kamis (9/12), Dow Jones Industrial Average turun tipis 0,06 poin menjadi 35.754,69. Indeks S&P 500 melemah 33,76 poin atau 0,72% menjadi 4.667,45. Nasdaq Composite terjun 269,62 poin atau 1,71% menjadi 15.517,37.

Data inflasi indeks harga konsumen (CPI) AS akan dirilis Jumat pagi. Angka yang lebih tinggi dari perkiraan akan memperkuat kasus untuk keputusan pengetatan kebijakan pada pertemuan bank sentral AS.

Baca Juga: IHSG Reli Empat Hari, Begini Proyeksi Pergerakan Jumat (10/12)

Dalam tiga hari pertama minggu ini, Nasdaq menguat 4,7%, S&P naik 3,6% dan Dow naik 3,4% karena kekhawatiran mereda tentang varian virus corona terbaru omicron. "Pasar saham mengalami reli setelah informasi omicron, tapi masalah mendasarnya masih ada bahwa Federal Reserve akan bertindak," kata Dennis Dick, kepala struktur pasar Bright Trading LLC di Las Vegas kepada Reuters.

Joe Quinlan, kepala strategi pasar untuk kantor CIO Bank of America, mengatakan investor mungkin mengambil keuntungan dan berhenti membeli setelah tiga hari naik. "Juga mungkin ada sedikit risk-off trade menjelang angka CPI pada hari Jumat," kata dia. 

Quinlan mengatakan jika inflasi lebih panas daripada harapan, ada potensi tapering yang lebih cepat. Sementara Gubernur The Fed Jerome Powell pekan lalu mengisyaratkan bahwa pertemuan bank sentral akan mencakup diskusi tentang pengurangan pembelian obligasi (tapering) yang lebih cepat.

"Jika angka inflasi menyiratkan kebutuhan untuk menaikkan suku bunga lebih cepat, ini akan memberi tekanan pada saham teknologi dan menaikkan permintaan saham siklus," imbuh Quinlan.

Baca Juga: Window dressing cenderung terbatas, saham-saham ini bisa dicermati

Jajak pendapat ekonom Reuters memperkirakan The Fed akan menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin menjadi 0,25%-0,50% pada kuartal ketiga tahun depan. Namun, sebagian besar melihat risiko bahwa kenaikan datang lebih cepat.

Sembilan dari 11 sektor utama S&P turun, dengan consumer discretionary turun 1,7%, kehilangan terbesar dan real estat, turun 1,4%, dan teknologi informasi turun 1%, menunjukkan kerugian terbesar berikutnya. Sektor yang naik adalah perawatan kesehatan yang naik 0,2% dan kebutuhan pokok konsumen yang naik 0,06%.

Pasar telah bergerak sejak akhir November ketika varian Omicron ditemukan. Investor khawatir itu bisa membalikkan pemulihan global pada saat inflasi melonjak dengan komentar Fed memperburuk volatilitas. Indeks utama Wall Street didukung minggu ini oleh pembaruan yang menunjukkan vaksin Pfizer dan BioNTech menawarkan perlindungan terhadap varian Omicron.

Harga saham GameStop Corp turun 10% setelah pengecer video game yang populer di kalangan investor ritel mengatakan ada panggilan pengadilan oleh regulator sekuritas AS pada bulan Agustus untuk dokumen tentang penyelidikan aktivitas perdagangan sahamnya. 

Baca Juga: Naik empat hari berturut-turut, IHSG diprediksi lanjut menguat pada Jumat (10/12)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×