kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Wall Street tertekan, saham teknologi terkoreksi


Senin, 08 Maret 2021 / 21:55 WIB
Wall Street tertekan, saham teknologi terkoreksi
ILUSTRASI. Wall Street turun setelah saham teknologi menanggung aksi jual tiga pekan.


Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dibuka menguat, Wall Street mulai tertahan. Senin (8/3) pukul 21.54 WIB, Dow Jones Industrial Average menguat 0,57% ke 31.678.

Nasdaq Composite turun 0,23% ke 12.891. Sedangkan S&P 500 turun 0,18% ke 3.834.

Lolosnya paket bantuan COVID-19 senilai US$ 1,9 triliun oleh Senat AS sempat menaikkan imbal hasil obligasi menekan saham teknologi yang bernilai tinggi dan memicu kekhawatiran inflasi. Senat pada hari Sabtu mengesahkan paket stimulus.

Presiden Joe Biden mengatakan dia berharap RUU yang direvisi oleh DPR dapat segera disahkan sehingga dia dapat menandatanganinya dan mengirim pembayaran langsung senilai US$ 1.400 kepada warga Amerika Serikat (AS).

Baca Juga: Musim dividen dan yield surat utang masih menekan kurs rupiah

Saham terkait teknologi turun setelah menanggung beban aksi jual dalam tiga minggu terakhir di tengah kekhawatiran suku bunga yang lebih tinggi. "Ada ketegangan tekanan inflasi dan paket stimulus tentu saja menambah tekanan yang ditunjukkan dalam melemahnya saham teknologi dan Nasdaq," kata Robert Pavlik, manajer portofolio senior di Dakota Wealth di New York kepada Reuters.

Di sisi lain, stimulus besar diramalkan bisa memperbaiki kondisi ekonomi AS. Sementara harga minyak sempat menembus ke atas US$ 70 per barel sebelum melemah lagi. 

Harapan lebih banyak dukungan fiskal dan tanda-tanda pertumbuhan ekonomi yang lebih cepat pada peluncuran vaksin yang cepat telah mengangkat indeks utama Wall Street ke rekor tertinggi bulan lalu. Tapi kekhawatiran bahwa kenaikan inflasi dapat mengakibatkan pengurangan stimulus moneter yang tiba-tiba kini telah mendorong investor untuk melepas posisi di saham.

Sejak lonjakan imbal hasil dimulai pada pertengahan Februari, indeks saham berkapitalisasi kecil Russell 1000 telah jatuh 7,7%.

Baca Juga: Meredanya January Effect dinilai memicu investor asing keluar dari pasar saham

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×