kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.714.000   12.000   0,71%
  • USD/IDR 16.430   54,00   0,33%
  • IDX 6.647   -17,63   -0,26%
  • KOMPAS100 942   -8,98   -0,94%
  • LQ45 738   -9,69   -1,30%
  • ISSI 209   1,77   0,85%
  • IDX30 384   -5,57   -1,43%
  • IDXHIDIV20 461   -6,31   -1,35%
  • IDX80 107   -1,15   -1,06%
  • IDXV30 110   -0,84   -0,76%
  • IDXQ30 126   -1,79   -1,40%

Wall Street Terpuruk Akibat Ancaman Tarif Trump, Tapi Data Inflasi Beri Kelegaan


Kamis, 13 Maret 2025 / 22:15 WIB
Wall Street Terpuruk Akibat Ancaman Tarif Trump, Tapi Data Inflasi Beri Kelegaan
ILUSTRASI. Pedagang bekerja di lantai Bursa Saham New York (NYSE) di New York City, AS, 24 Februari 2025. REUTERS/Brendan McDermid


Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  NEW YORK. Indeks saham utama Amerika Serikat (AS) merosot pada Kamis (13/3) setelah Presiden AS Donald Trump mengumumkan rencana pengenaan tarif impor terhadap Uni Eropa. Sentimen investor tertekan meskipun data inflasi yang melandai memberikan sedikit kelegaan.

Mengutip Reuters, pada pukul 09.51 Waktu setempat, Indeks Dow Jones Industrial Average turun 174,90 poin atau 0,42% ke 41.176,03, S&P 500 turun 28,94 poin atau 0,52% ke 5.570,36, dan Nasdaq Composite turun 142,66 poin atau 0,81% ke 17.505,79. 

S&P 500 tercatat mendekati penurunan mingguan terpanjang dalam tujuh bulan.

Trump menyatakan akan memberlakukan tarif 200% terhadap impor minuman dari Eropa jika Uni Eropa tidak mencabut tarif tambahan atas wiski asal AS. Sebelumnya, Trump juga mengancam akan memberikan sanksi terhadap UE jika mereka menerapkan tarif balasan atas produk AS bulan depan.

Baca Juga: Wall Street Naik Terdorong Kenaikan Saham Apple, Data Inflasi Sesuai Ekspektasi

Saham perusahaan minuman AS justru menguat, dengan saham Brown-Forman naik 1,6%, Molson Coors naik 0,3%, dan Constellation Brands menguat 0,9%.

"Panduan dari Gedung Putih sangat tidak menentu sehingga investor kesulitan menyesuaikan strategi investasi mereka," ujar Peter Andersen, pendiri Andersen Capital Management.

Pasar saham sempat bergejolak akibat kebijakan perdagangan Trump yang dinilai tidak dapat diprediksi, memicu kekhawatiran tentang potensi inflasi domestik dan hambatan terhadap pertumbuhan ekonomi. 

Beberapa perusahaan bahkan memberikan proyeksi yang lebih hati-hati. Dollar General, misalnya, memperkirakan pertumbuhan penjualan tahunan di bawah ekspektasi, meskipun sahamnya naik 4,5% berkat laporan keuangan kuartal yang positif.

Sektor konsumen diskresioner memimpin penurunan di S&P 500 dengan penurunan 1,8%. Saham Tesla turun 3,6% dan Amazon.com melemah 1,8%.

Baca Juga: Wall Street Menguat, Fokus Investor Beralih ke Data Inflasi dan Rilis Kinerja Emiten

Sementara itu, data inflasi memberikan sedikit optimisme. Harga produsen tercatat tidak mengalami perubahan pada Februari, dan klaim pengangguran mingguan lebih rendah dari perkiraan. Namun, pasar tetap waspada dengan potensi penurunan suku bunga oleh Federal Reserve sekitar 75 basis poin pada paruh kedua tahun ini.

"Angka-angka ini menunjukkan tren mendasar sebelum tarif berlaku, dan setidaknya kita memulai dari posisi yang lebih baik," kata Chris Zaccarelli, Kepala Investasi Northlight Asset Management.

Sementara itu, pasar juga mencermati tenggat waktu pengesahan RUU pendanaan di Senat AS. Jika disetujui, RUU tersebut akan memastikan operasional pemerintah hingga 30 September.

Di antara saham lainnya, Intel melonjak 15,7% setelah menunjuk Lip-Bu Tan sebagai CEO baru. Adobe turun 10,9% karena proyeksi pendapatannya sesuai dengan ekspektasi.

Baca Juga: Wall Street Turun, Powell Meredam Harapan Pemangkasan Suku Bunga pada Desember

Sementara itu, saham Paccar dan Cummins masing-masing turun 2,8% dan 1,5% setelah Badan Perlindungan Lingkungan berupaya mencabut aturan emisi kendaraan dari pemerintahan sebelumnya.

Di NYSE, saham yang melemah lebih banyak dibanding yang menguat dengan rasio 1,11 banding 1. Di Nasdaq, rasio tersebut mencapai 1,29 banding 1. S&P 500 mencatat 11 titik terendah baru dalam 52 minggu, sementara Nasdaq mencatatkan 84 titik terendah baru dan sembilan titik tertinggi baru.

Selanjutnya: Pelindo Pastikan Kelancaran Operasional di 63 Terminal Penumpang, Ini Strateginya

Menarik Dibaca: Daftar Buah Tinggi Kandungan Air, Konsumsi agar Tidak Dehidrasi saat Puasa

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Procurement Economies of Scale (SCMPES) Brush and Beyond

[X]
×