Sumber: Reuters | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Indeks utama Wall Street dibuka beragam pada awal perdagangan Kamis (12/12). Investor mencermati data ekonomi yang menarik menjelang pertemuan Federal Reserve pekan depan.
Mengutip Reuters, pada bel pembukaan perdagangan, indeks Dow Jones Industrial Average naik 20,1 poin, atau 0,05% ke level 44.168,66, S&P 500 turun 9,9 poin, atau 0,16% ke level 6.074,29, sementara Nasdaq Composite turun 87,6 poin, atau 0,44% ke level 19.947,336.
Laporan Departemen Tenaga Kerja menunjukkan indeks harga produsen naik 0,4% secara bulanan pada bulan November, lebih tinggi dibandingkan dengan estimasi kenaikan 0,2% menurut para ekonom yang disurvei oleh Reuters.
Baca Juga: Wall Street Terangkat Inflasi AS yang Terkendali pada Rabu (11/12)
Secara tahunan, indeks harga produsen naik 3%, lebih tinggi dibandingkan estimasi kenaikan 2,6%.
"Angka-angka tersebut sedikit lebih tinggi dari ekspektasi dan (memang) mengikuti CPI," kata Thomas Martin, manajer portofolio senior di Globalt Investments.
"(The Fed) Akan (memotong suku bunga) karena ingin tetap berada di jalur itu dan ingin suku bunga lebih rendah, tetapi ada risiko inflasi."
Secara terpisah, jumlah warga Amerika yang mengajukan aplikasi baru untuk tunjangan pengangguran meningkat secara tak terduga menjadi 242.000 untuk minggu yang berakhir pada 7 Desember, di atas perkiraan 220.000.
Menurut FedWatch Tool milik CME, taruhan pedagang pada pemotongan minggu depan mencapai lebih dari 98%.
Taruhan tersebut meningkat setelah laporan pekerjaan pada hari Jumat yang menunjukkan pengangguran meningkat bulan lalu meskipun ada lonjakan pertumbuhan pekerjaan.
Namun, taruhan juga menunjukkan ekspektasi jeda pada bulan Januari setelah beberapa pejabat Fed minggu lalu mendesak kehati-hatian atas laju pelonggaran kebijakan moneter karena ekonomi tetap tangguh.
Baca Juga: Wall Street Dibuka Berseri Rabu (11/12), Data Inflasi Memperkuat Spekulasi Suku Bunga
Sebagian besar saham megacap dan saham pertumbuhan mengalami tren penurunan, dengan saham Nvidia turun 1%.
Indeks utama Wall Street telah mencetak rekor tertinggi baru beberapa kali tahun ini, berkat reli yang didorong oleh saham teknologi kelas berat yang telah mengeksploitasi euforia seputar kecerdasan buatan dan pemotongan suku bunga Fed.
Ekuitas AS menutup November yang luar biasa setelah kemenangan Donald Trump dalam pemilihan presiden dengan prospek kebijakan yang ramah bisnis yang menambah laba perusahaan, dan telah memulai Desember dengan catatan yang secara umum positif.
Namun, analis mengatakan bahwa kebijakan potensial pemerintahan yang akan datang tentang tarif dapat memicu tekanan inflasi baru.
Selanjutnya: Indonesia International Motor Show (IIMS) Digelar Februari, Ada Beberapa Pemain Baru
Menarik Dibaca: 5 Hal yang Harus Dilakukan setelah Eksfoliasi Wajah, Jangan Dilewatkan!
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News