Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Wall Street menguat di awal perdagangan Rabu (13/11). Data inflasi harga konsumen sesuai harapan menimbulkan harapan bahwa Federal Reserve akan memangkas suku bunga lagi di rapat terakhir 2024 bulan depan.
Rabu (13/11) pukul 21.36 WIB, Dow Jones Industrial Average menguat tipis 0,12% ke 43.961. Indeks S&P 500 menguat 0,08% ke 5.988. Sedangkan Nasdaq Composite naik tipis 0,04% ke 19.289.
Indeks harga konsumen Amerika Serikat (AS) naik 0,2% untuk bulan keempat berturut-turut, kata Biro Statistik Tenaga Kerja Departemen Tenaga Kerja AS dan naik 2,6% secara tahunan.
Tidak termasuk komponen makanan dan energi yang bergejolak, CPI naik 0,3% pada bulan Oktober. Angka-angka tersebut sejalan dengan perkiraan para ekonom.
Baca Juga: IHSG Melemah ke 7.308 Hari Ini (13/11), Saham-Saham BUMN Masih Dilanda Net Sell Asing
"Pasar sudah sedikit gelisah tentang kemungkinan inflasi untuk tahun 2025 di bawah pemerintahan baru," kata Ross Mayfield, ahli strategi investasi, Baird seperti dikutip Reuters.
"Fakta bahwa (CPI) sejalan ... memberi pasar kesempatan untuk bernapas dan fokus pada hal-hal lain yang telah menggerakkannya akhir-akhir ini," imbuh Mayfield.
Ekspektasi penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin pada pertemuan Fed bulan Desember melonjak menjadi 72% setelah data tersebut. Angka ini naik dari sekitar 58%, menurut CME FedWatch.
Kontrak berjangka yang melacak perusahaan-perusahaan berkapitalisasi kecil yang sensitif terhadap suku bunga juga berbalik arah dan melonjak 0,9% setelah rilis data CPI.
Baca Juga: Menantikan Pidato The Fed, Cek Proyeksi IHSG dan Rekomendasi Saham Besok (14/11)
Ketiga indeks utama Wall Street turun pada hari Selasa, juga tertekan oleh kenaikan imbal hasil Treasury AS karena ekspektasi bahwa kebijakan Presiden terpilih Donald Trump dapat memperburuk inflasi. Imbal hasil Treasury 10 tahun acuan turun kembali ke bawah 4,4% setelah data CPI hari Rabu.
Harga saham produsen kendaraan listrik Tesla naik 2,9% setelah Trump menunjuk CEO Elon Musk sebagai salah satu pemimpin Departemen Efisiensi Pemerintah yang baru dibentuk.
Meskipun mengalami penurunan pada hari Selasa, Wall Street sebagian besar optimistis selama beberapa hari terakhir. Kenaikan Wall Street disokong oleh harapan sikap pro-bisnis Trump dan kemungkinan pemotongan pajak untuk menopang pertumbuhan perusahaan, bahkan ketika beberapa kekhawatiran tetap ada atas tarif yang lebih tinggi dan inflasi.
S&P 500 telah naik sekitar 3,5% sejak penutupan pada tanggal 5 November, dan berada di jalur untuk kenaikan tahun berjalan lebih dari 25%.
Baca Juga: IHSG Turun 0,18% ke 7.308 pada Rabu (13/11), MBMA, ARTO, PGEO Top Gainers LQ45
Survei manajer dana bulanan Bank of America menunjukkan investor global melihat pertumbuhan yang lebih tinggi daripada sebelumnya, serta peningkatan inflasi, setelah hasil pemilu AS.
Harga saham Spirit Airlines anjlok 59% setelah laporan maskapai AS tersebut bersiap untuk mengajukan perlindungan kebangkrutan. Spirit Airline mengatakan sedang dalam pembicaraan dengan kreditor.
Harga saham produsen kendaraan listrik Rivian melonjak 10% setelah Volkswagen pada hari Selasa menaikkan investasinya di perusahaan tersebut sebesar 16% menjadi US$ 5,8 miliar.
Harga saham Amgen naik 3% setelah perusahaan tersebut mengatakan tidak ada hubungan antara obat penurun berat badan eksperimentalnya dan perubahan kepadatan mineral tulang, menyusul data dari studi tahap awal yang membebani saham tersebut pada sesi sebelumnya.
Harga saham Caterpillar merosot 1,1% setelah pialang Evercore ISI menurunkan peringkat saham pembuat alat berat tersebut.
Selanjutnya: Penerimaan Pajak Sulit Diandalkan, Pemerintah Mulai Sibuk Genjot PNBP
Menarik Dibaca: Tips Menambah Aroma Masakan dengan Minyak Wijen
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News