kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Wall Street tergelincir pasca serangan AS ke Iran


Sabtu, 04 Januari 2020 / 05:49 WIB
Wall Street tergelincir pasca serangan AS ke Iran
ILUSTRASI. Wall Street


Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID -  NEW YORK. Indeks utama Wall Street turun dari rekor tertinggi pada penutupan akhir pekan ini setelah serangan udara Amerika Serikat (AS) di Irak meningkatkan ketegangan di Timur Tengah serta kontraksi yang lebih besar dari perkiraan di sektor manufaktur AS meningkatkan kekhawatiran terhadap perlambatan pertumbuhan ekonomi.

Melansir Reuters, Jumat (3/1), Dow Jones Industrial Average turun 233,92 poin atau 0,81 menjadi 28.634,88. Sementara itu, indeks S&P 500 kehilangan 23 poin atau 0,71% menjadi 3.234,85 dan Nasdaq Composite turun 71,42 poin atau 0,79% jadi menjadi 9.020,77.

Posisi indeks S&P 500 yang berada di zona merah menghentikan kenaikan beruntun yang sudah terjadi selama lima pekan terakhir. Namun, untuk sepekan, sebenarnya indeks Dow hanya turun 0,04%, S&P 500 turun 0,17%, dan Nasdaq masih mencatat kenaikan 0,16%.

Baca Juga: Akhirnya bersuara, Trump: Soleimani berencana membunuh lebih banyak lagi orang AS

Permintaan untuk aset lindung nilai atawa safe haven memang melonjak ketika Iran bersumpah akan membalas dendam atas pembunuhan Qassem Soleimani, Kepala Pasukan Elit Iran Quds, dalam serangan udara yang disahkan oleh Presiden AS Donald Trump.

Pukulan bagi pasar saham Negeri Paman Sam berlanjut setelah data dari Institute for Supply Management (ISM) menunjukkan bahwa aktivitas pabrik di AS pada bulan Desember paling rendah dalam lebih dari satu dekade.

"Ada penguatan aktivitas manufaktur yang lemah dan kemudian ditambah dengan percikan geopolitik," kata Michael Antonelli, ahli strategi pasar di Robert W. Baird di Milwaukee. "Itu di atas sentimen bahwa pasar telah overbought."

Baca Juga: Kilau emas tetap menyilaukan di tahun ini

Di antara sektor S&P 500, saham bank menjadi pemberat setelah turun 1,6%. Ini terjadi setelah yield US Treasury berada ke level terendah sejak 12 Desember lalu.

Saham maskapai penerbangan juga jatuh lantaran harga minyak yang melonjak sekitar 3% di perdagangan akhir pekan ini. Lihat saja, saham American Airlines Group Inc turun 5,0%, sedangkan saham United Airlines Holdings Inc tergelincir 2,1%.

Di antara 11 sektor utama S&P 500, hanya real estat dan utilitas - keduanya dianggap bermain defensif - berakhir lebih tinggi.

Dalam tanda kegelisahan investor, bursa saham AS memperpanjang kejatuhan setelah laporan palsu tentang serangan terhadap pangkalan militer AS di Irak.

Tetapi saham perusahaan pertahanan Negeri Paman Sam itu melompat karena berita tentang serangan udara yang menewaskan Soleimani. Saham Northrop Grumman Corp naik 5,4% dan saham Lockheed Martin Corp terkerek 3,6%. Keduanya memberikan dorongan terbesar untuk S&P 500.

"Kami telah melihat banyak jenis konflik selama 20 tahun terakhir, dan ini memiliki lebih banyak dampak jangka pendek," kata Wayne Wicker, kepala investasi Vantagepoint Investment Advisers di Washington.

Baca Juga: Timur Tengah memanas, harga minyak meroket

Di antara para penanjak, saham Tesla Inc mencapai rekor tertinggi setelah naik 3,0%. Pembuat mobil listrik ini mendapat sokongan dari realisasi pengiriman kendaraan di kuartal keempat yang lebih baik dari proyeksi.

Saham Lamb Weston Holdings Inc juga melonjak 11,3%, dan menjadi persentase kenaikan terbesar di S&P 500, setelah hasil kinerja kuartalan pemasok makanan beku itu melampaui estimasi.

Saham pengecer L Brands Inc naik 7,8% setelah Bank of America menaikkan peringkatnya pada saham perusahaan.

Volume perdagangan di akhir pekan ini mencapai 7,47 miliar saham. Angka ini lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata 6,87 miliar untuk sesi penuh selama 20 hari perdagangan terakhir.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×