kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45927,64   6,18   0.67%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Wall Street: S&P berakhir turun dan Big Tech mengangkat Nasdaq menembus rekor


Rabu, 08 September 2021 / 05:51 WIB
Wall Street: S&P berakhir turun dan Big Tech mengangkat Nasdaq menembus rekor
ILUSTRASI. Wall Street


Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks acuan S&P 500 ditutup lebih rendah pada perdagangan Selasa (7/9). Sementara Nasdaq naik tipis ke rekor tertingginya, dipicu investor menyeimbangkan kekhawatiran tentang perlambatan pemulihan ekonomi dengan ekspektasi bahwa Federal Reserve akan mempertahankan kebijakan moneter yang akomodatif.

Melansir Reuters, Dow Jones Industrial Average turun 0,76% menjadi berakhir pada 35.100 dan S&P 500 kehilangan 0,34% menjadi 4.520,03. Sedangkan, Nasdaq Composite naik 0,07% menjadi 15.374.33.

Meski begitu, S&P 500 tetap naik sekitar 20% pada tahun ini dan Nasdaq naik sekitar 19%.

Saham Amgen Inc turun 2,1% dan Merck & Co kehilangan 1,6% setelah Morgan Stanley memangkas peringkat sahamnya menjadi "equal-weight" dari "overweight."

Baca Juga: Wall Street memasuki masa-masa koreksi setelah terus rekor

Nasdaq didukung oleh saham Big Tech yang telah memicu kenaikan Wall Street dalam beberapa tahun terakhir yakni saham Apple naik 1,6% dan Netflix naik 2,7%. Keduanya mencapai rekor tertinggi.

"Anda bisa menyebutnya sebagai gravitasi terhadap Big Tech. Karena orang merasa sedikit tidak yakin tentang bagaimana Covid-19 akan terjadi, Anda tidak perlu khawatir dengan pembukaan kembali perusahaan-perusahaan itu," kata Tom Martin, manajer portofolio senior di Globalt Investments di Atlanta.

Sebagian besar saham Wall Street lainnya jatuh. Delapan dari sebelas sub-indeks diperdagangkan lebih rendah, dengan sektor sensitif ekonomi seperti industri turun 1,8% dan utilitas turun 1,4%. Indeks real estat kehilangan 1,1%.

Data penggajian Agustus yang hangat pada hari Jumat pekan lalu menimbulkan kekhawatiran bahwa pemulihan ekonomi melambat.

Pada hari Selasa, Morgan Stanley memangkas peringkatnya pada saham AS menjadi underweight, menunjuk pada risiko yang terkait dengan pertumbuhan ekonomi, kebijakan dan undang-undang, dan memperingatkan pihaknya memperkirakan dua bulan ke depan akan "bergelombang."

Kebijakan bank sentral yang akomodatif dan optimisme pembukaan kembali telah mendorong S&P 500 dan Nasdaq ke rekor tertinggi selama beberapa minggu terakhir, tetapi kekhawatiran berkembang tentang meningkatnya infeksi virus corona karena varian Delta dan dampaknya terhadap pemulihan ekonomi.

Analis rata-rata mengharapkan perusahaan S&P 500 untuk meningkatkan pendapatan per saham mereka sebesar 30% pada kuartal September, menyusul lonjakan 96% pada kuartal kedua, menurut data I/B/E/S dari Refinitiv.

Baca Juga: IHSG terkoreksi, asing catat net sell terbesar pada 10 saham ini

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Trik & Tips yang Aman Menggunakan Pihak Ketiga (Agency, Debt Collector & Advokat) dalam Penagihan Kredit / Piutang Macet Managing Customer Expectations and Dealing with Complaints

[X]
×