kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.343.000 -0,81%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Wall Street reli di atas 1% ditopang saham Apple dan Microsoft


Sabtu, 25 April 2020 / 06:01 WIB
Wall Street reli di atas 1% ditopang saham Apple dan Microsoft
ILUSTRASI. Bursa saham AS berhasil menguat di akhir pekan ini


Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Wall Street ditutup menguat ditopang oleh kenaikan saham Apple Inc dan Microsoft. Dow Jones Industrial Average melonjak 1,11% menjadi berakhir pada 23.775,27 poin, sementara S&P 500 naik 1,39% menjadi 2.836,74. Sementara itu, Nasdaq Composite menguat 1,65% menjadi 8,634,52.

Kenaikan bursa saham Amerika Serikat (AS) pada Jumat (24/4) ini menandakan berakhirnya perdagangan pada pekan yang penuh gejolak ini. Di sisi lain, sejumlah beberapa negara telah siap untuk mulai melakukan pelonggaran dari penguncian terkait penyebaran virus corona.

Pada perdagangan akhir pekan ini, saham Apple dan Microsoft masing-masing naik lebih dari 1%. Hal ini berhasil mengangkat indeks S&P 500. Kedua raksasa teknologi itu siap untuk melaporkan kinerja kuartal dan bulan Maret di minggu depan. Ini akan menjadi arahan bagi investor untuk melihat bagaimana pandemi virus corona ini mempengaruhi bisnis global kedua perusahaan tersebut.

Baca Juga: Wall Street mixed, investor menghindari US Treasury

Namun, saham Boeing Co yang anjlok lebih dari 6% menjadi pemberat. Ini terjadi setelah keluar laporan bahwa perusahaan akan memangkas produksi 787 Dreamliner hampir setengahnya. 

Semua dari 11 indeks sektor S&P 500 bergerak naik, dengan teknologi informasi melonjak 2,1% dan bahan-bahan menguat 1,5%.

Walau berhasil menguat di akhir pekan ini, namun indeks S&P 500 mengakhiri pekan ini dengan lebih rendah. Sejumlah investor takut akan kemerosotan ekonomi karena aktivitas bisnis di bulan April yang terjun bebas serta klaim pengangguran mingguan mencapai 26 juta dalam lima minggu.

Untuk minggu ini, S&P 500 turun 1,3%, Dow kehilangan 1,9% dan Nasdaq kehilangan 0,2%.

Tetapi, indeks telah pulih lebih dari 25% dari level terendah bulan Maret dan harapan tumbuh bahwa lebih banyak bisnis akan diizinkan untuk membuka kembali karena infeksi virus corona menunjukkan tanda-tanda telah melewati masa puncaknya. 

Georgia menjadi negara pertama yang mendorong pelonggaran terhadap penguncian dengan memungkinkan sejumlah usaha kecil untuk dibuka kembali pada hari Jumat meskipun ada ketidaksetujuan dari Presiden Donald Trump dan para ahli kesehatan.

Kepala Investasi di US Bank Wealth Manajemen di North Carolina Eric Freedman memperingatkan, investor mungkin melebih-lebihkan seberapa cepat bisnis AS dapat kembali normal, dan S&P 500 dapat turun 5% atau lebih karena terbukti bahwa melanjutkan kegiatan ekonomi normal mungkin tidak terjadi selama berbulan-bulan.

Baca Juga: Trump bakal mengirim ventilator kepada Jokowi, netizen AS protes

"Kami pikir ini pasar kemungkinan akan sedikit sideways, dan kami tidak akan terkejut melihat sedikit penurunan sebelum semuanya kembali normal," kata Freedman.

Secara keseluruhan, analis masih memperkirakan penurunan 15% pada pendapatan kuartal pertama dari saham yang berada di S&P 500. Di mana laba untuk sektor energi diperkirakan merosot lebih dari 60%, meningkatkan kekhawatiran akan gagal bayar utang, PHK dan kemungkinan kebangkrutan.

Pesanan baru untuk barang-barang modal utama buatan AS secara tak terduga naik pada bulan Maret, tetapi kenaikan tersebut kemungkinan tidak akan berkelanjutan di tengah pandemi, yang secara tiba-tiba menutup perekonomian dan berkontribusi terhadap jatuhnya harga minyak mentah.

Indeks volatilitas CBOE, yang dikenal sebagai pengukur rasa takut Wall Street, turun untuk sesi ketiga berturut-turut.

Amazon naik 0,4% ke rekor penutupan tertinggi menjelang laporan triwulanan pada hari Kamis. Dengan booming belanja online karena orang menghindari toko tradisional, nilai pasar saham Amazon telah membengkak lebih dari $ 100 miliar sejak 19 Februari, tepat sebelum ketakutan terhadap virus corona mencengkeram Wall Street.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×