kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Wall Street rebound setelah dibuka melemah berkat prospek pemulihan ekonomi


Senin, 01 Juni 2020 / 22:38 WIB
Wall Street rebound setelah dibuka melemah berkat prospek pemulihan ekonomi


Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Dibuka melemah, Wall Street berhasil rebound di tengah aksi protes yang berlangsung di seluruh negara bagian karena kasus kematian George Floyd serta memanasnya hubungan antara Amerika Serikat dan China. 

Pukul 22.00 WIB, Dow Jones Industrial Average menguat 30,31 poin, atau 0,12%, ke 25,413,42 dan S&P 500 naik 3,03 poin, atau 0,10%, menjadi 3,047,34. Nasdaq Composite juga terkerek 31,53 poin, atau 0,33%, menjadi 9.521,40.

Saham AS mendapat kekuatan dari prospek pemulihan ekonomi pasca-pandemi virus corona. Aktivitas manufaktur Negeri Paman Sam pun mulai mereda dari level terendah 11-tahun pada bulan Mei, sebuah survei Institute for Supply Management (ISM) menunjukkan. Ini menjadi tanda terkuat bahwa penurunan ekonomi terburuk sudah lewat ketika bisnis dibuka kembali.

Baca Juga: Berhasil perkasa di pekan lalu, ini sentimen bagi bursa saham global di pekan ini

"Dengan data ekonomi yang mulai berkurang dari posisi mengerikan di dua bulan lalu, ada kenaikan lebih lanjut saat menuju musim panas, yang biasanya merupakan periode yang cukup sulit bagi pasar," kata Chris Beauchamp, Chief Market Analyst IG.

Di awal pembukaan, tiga indeks utama dibuka melemah ketika pasukan National Guard dikerahkan selama akhir pekan di 15 negara bagian termasuk Washington DC dalam upaya untuk memadamkan kekerasan pada hari keenam yang semulai berlangsung damai atas kematian George Floyd. 

Target Corp dan Walmart Inc menutup toko selama kerusuhan yang termasuk penjarahan di banyak kota. Saham Target dan Walmart masing-masing turun 1,9% dan 0,9% pada perdagangan saat ini

Sentimen dari hubungan dengan China yang panas pun bisa menjadi batu sandungan bagian bursa saham AS, China dilaporkan telah meminta perusahaan milik negara untuk menghentikan pembelian produk pertanian asal Negeri Paman Sam. Ini dilakukan setelah Washington mengatakan akan menghilangkan perlakuan khusus bagi Hong Kong untuk menghukum Beijing.

"Ketegangan antara As dan China serta protes AS mulai membuat investor sedikit gugup," kata Peter Cardillo, Chief Market Economist Spartan Capital Securities di New York.

Meningkatnya ketegangan China-AS menimbulkan ancaman besar bagi rebound pasar saham sejak akhir Maret yang didukung oleh ekspektasi pemulihan dari penurunan yang disebabkan oleh virus corona.

Baca Juga: Benarkah Trump berniat membentuk kelompok G11 untuk mengisolasi China?

Saham AS telah rebound pada akhir sesi di akhir pekan lalu. Dengan S&P 500 mencatat kenaikan persentase dua bulan terbesar sejak 2009, setelah langkah-langkah yang dilakukan Presiden Donald Trump terhadap China ternyata tidak termasuk gangguan dari kesepakatan perdagangan seperti yang ditakuti banyak orang.

Saham Healthcare turun 1,2%, membebani sebagian besar pada indeks benchmark. Pfizer Inc turun 7,6% setelah produsen obat itu mengatakan percobaan tahap akhir dari obat kanker payudara Ibrance tidak mungkin memenuhi tujuan utama penelitian.

Gilead Sciences Inc turun 3,8% setelah obat antivirus remdesivir memiliki hasil yang beragam dalam penelitian tahap akhir dari orang-orang dengan Covid-19 sedang, karena pasien yang diberikan kursus lima hari pengobatan menunjukkan peningkatan yang signifikan secara statistik, sementara mereka yang diberikan untuk 10- hari tidak.

Coty Inc melonjak 19,8% setelah perusahaan kosmetik menunjuk Chairman Peter Harf sebagai chief executive officer baru.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×