kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45926,73   11,38   1.24%
  • EMAS1.325.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Wall Street rebound berkat saham teknologi, indeks Nasdaq capai rekor tertinggi


Kamis, 09 Juli 2020 / 05:44 WIB
Wall Street rebound berkat saham teknologi, indeks Nasdaq capai rekor tertinggi
ILUSTRASI. Wall Street ditutup menguat disokong sejumlah saham sektor teknologi


Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Wall Street capai rekor penutupan tertinggi, didukung oleh kenaikan saham teknologi yang menjadi tanda awal rebound ekonomi. Hal ini berhasil mengimbangi kekhawatiran pasar tentang penguncian lebih lanjut akibat lonjakan kasus virus corona di seluruh Amerika Serikat (AS)

Pada penutupan perdagangan Rabu (8/7), indeks Dow Jones Industrial Average naik 177,1 poin atau 0,68% ke 26.067,28 dan indeks S&P 500 menguat 24,62 poin atau 0,78% menjadi 3.169,94. Sementara indeks Nasdaq Composite melesat 148,61 poin atau 1,44% ke 10.492,50.

Saham Apple Inc dan Microsoft Corp memberikan dorongan terbesar bagi Dow Jones dan S&P 500. Bahkan indeks teknologi S&P 500 berhasil naik 1,6% dan memberi keuntungan terbesar. Sedangkan indeks Nasdaq yang melampaui dua indeks utama lainnya, disokong oleh saham Amazon.com, yang capai rekor penutupan tertinggi keempat di bulan ini.

Baca Juga: Wall Street naik, disokong rebound ekonomi di tengah kenaikan kasus corona

Walau ditutup menguat, namun bursa saham AS masih dibayangi-bayangi oleh lonjakan kasus virus corona. Mengingat, kini jumlah kasus virus corona di Negeri Paman Sam yang dikonfirmasi sudah melampaui 3 juta. Belum lagi, wilayah California, Hawaii, Idaho, Missouri, Montana, Oklahoma dan Texas memecahkan rekor tertinggi harian mereka untuk infeksi baru.

Investor telah menimbang serangkaian data ekonomi optimis termasuk penambahan catatan pekerjaan dan rebound di sektor jasa pada Juni, terhadap lonjakan kasus virus corona AS baru-baru ini, tetapi S&P 500 masih naik lebih dari 40% dari penutupan terendah Maret.

"Pasar terus mengabaikan konsekuensi potensial dari lonjakan dalam kasus virus corona baru," kata Peter Cardillo, Chief Market Economist Spartan Capital Securities di New York.

Lebih lanjut Cardillo menyebut bahwa saat ini pasar saham sudah overbought. "Meskipun saya tidak berharap pasar saham akan jatuh, saya pikir investor pada saat ini sedang bermain dengan api," ungkap dia. 

Selain data ekonomi AS yang mulai positif, Wall Street juga mendapat suntikan tenaga setelah Presiden Federal Reserve St. Louis James Bullard mengatakan dalam sebuah wawancara bahwa pengangguran AS kemungkinan akan menurun hingga di bawah 8% "mungkin bahkan 7%" pada akhir tahun.

Nada positif ini menjadi booster bagi pasar saham Negeri Paman Sam. Pasar juga tampaknya berada dalam mode tunggu dan menanti sebelum awal musim laporan pendapatan kuartal kedua di mulai. Di mana, mulai minggu depan, akan masuk laporan dari bank-bank besar Wall Street.

Baca Juga: Bisa picu kanker, Johnson & Johnson didesak setop penjualan bedak bayi secara global

Penghasilan triwulanan untuk perusahaan dalam indeks S&P 500 diperkirakan turun hampir 44% secara tahunan, penurunan paling tajam sejak krisis keuangan 2008, menurut data IBES dari Refinitiv.

Selain saham teknologi, saham sektor kesehatan pun menanjak pada perdagangan kemarin. Biogen Inc melonjak 4,4% setelah perusahaan mengatakan mengajukan aplikasi pemasaran untuk terapi penyakit Alzheimer eksperimental.

Sementara itu, saham Allstate Corp turun 4,8% karena perusahaan asuransi AS mengatakan akan membeli National General Holdings Corp untuk sekitar US$ 4 miliar. Ini dilakukan guna meningkatkan bisnis asuransi mobilnya. Walau saham Allstate koreksi, ternyata hal ini malah membuat saham National General melonjak hingga 65,8%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×