kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45921,75   12,44   1.37%
  • EMAS1.343.000 -0,81%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Wall Street perkasa, indeks S&P 500 dan Nasdaq kembali cetak rekor


Rabu, 02 September 2020 / 07:56 WIB
Wall Street perkasa, indeks S&P 500 dan Nasdaq kembali cetak rekor
ILUSTRASI. Wall Street menguat


Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Wall Street tampil perkasa pada penutupan perdagangan Selasa (1/9). Bahkan, dua dari tiga indeks utama, S&P 500 dan Nasdaq Composite, kembali mencetak rekor penutupan tertinggi ditopang saham Apple dan Zoom Video yang melonjak. 

Mengutip Reuters, indeks Dow Jones Industrial Average ditutup naik 215,61 poin atau 0,76%, ke level 28.645,66 dan S&P 500 menguat 26,34 poin atau 0,75%, menjadi 3.526,65 serta indeks Nasdaq Composite bertambah 164,21 poin atau 1,39% ke posisi 11.939,67.

Selain di topang kenaikan saham sektor teknologi, reli bursa saham Amerika Serikat (AS) juga terjadi setelah munculnya optimisme baru terhadap pembicaraan stimulus antara pemerintah dan parlemen. 

Laju kencang saham di sektor teknologi dipimpin oleh Zoom Video Communications Inc yang melonjak 40,8% setelah perusahaan konferensi video ini menaikkan perkiraan pendapatan tahunannya lebih dari 30% karena mengubah lebih banyak basis pengguna gratisnya yang besar menjadi langganan berbayar. 

Baca Juga: Wall Street menguat, ditopang aktivitas pabrik AS yang naik ke level tertinggi

Bersama dengan Amazon.com Inc, kenaikan saham Zoom memberikan dorongan terbesar Nasdaq untuk hari itu.

Sedangkan saham Apple Inc naik sedikit di bawah 4%, sehari setelah perusahaan melakukan stock splits. Kenaikan saham Apple juga terjadi berkat sebuah laporan yang mengatakan perusahaan telah meminta pemasok untuk membuat setidaknya 75 juta iPhone 5G untuk akhir tahun ini.

Greg Boutle, Head of Equity & Derivative Strategy BNP Paribas di New York mengatakan, keperkasaan saham perusahaan teknologi di awal bulan ini dipicu laporan bahwa sektor ini mendapat keuntungan dari tren bekerja di rumah atawa work from home (WFH) yang dipicu oleh pandemi virus corona. 

"Saat ini pasar melihat banyak momentum positif. Jika Anda mendapatkan data yang baik dan cukup baik saja dan apa pun dari lanskap politik yang tampaknya bergerak lebih ke arah kompromi, itu konstruktif bagi pasar," lanjut Boutle.

Sebelumnya diungkapkan bahwa Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin akan menelepon Ketua DPR Nancy Pelosi tentang negosiasi bantuan virus corona yang terhenti. Selain itu, kepala staf Gedung Putih Mark Meadows bilang, dia mengharapkan Senat Partai Republik untuk mengangkat RUU bantuan Covid-19 yang ditargetkan minggu depan.

Arah positif pada stimulus tambahan Covid-19 ini menjadi optimisme baru pada ekonomi Negeri Paman Sam. Di tambah, data ISM menunjukkan aktivitas pabrik AS berkembang untuk bulan ketiga secara berturut-turut setelah bergerak ke level 56,0 pada Agustus. Ini juga jadi level tertinggi sejak November 2018. 

Data ini juga sejalan dengan survei manufaktur yang menggembirakan dari China dan Eropa pada hari sebelumnya.

Baca Juga: Vaksin Covid-19 buatan Rusia dan China punya kelemahan besar, apa itu?

Namun, data ketenagakerjaan tetap berada di jalan terjal. Berdasarkan data ISM, pandangan bahwa pemulihan pasar tenaga kerja kehilangan momentum cukup selaras. Investor akan terus memantau laporan pekerjaan bulanan AS yang akan dirilis pada hari Jumat.

Walau tampil garang, sejumlah analis memperingatkan akan adanya volatilitas pada pasar saham AS jelang pemilihan presiden. Calon presiden dari Partai Republik Donald Trump, yang kembali mencalonkan diri dalam pemilihan ulang melawan calon presiden dari Partai Demokrat Joe Biden, telah melihat gap suara dengan mantan wakil presiden itu menyempit baru-baru ini.

"Masih banyak ketidakpastian terutama seputar pandemi tetapi juga beberapa ketidakpastian seputar pemilu. Semakin dekat kita dengan pemilihan itu, semakin banyak volatilitas yang akan kita lihat di pasar," kata Veronica Willis, Investment Strategy Analyst Wells Fargo Investment Institute. di St. Louis.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×