Sumber: Reuters | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Wall Street kompak menghijau pada akhir perdagangan Jumat (12/2), dengan indeks S&P 500 dan Nasdaq mencetak rekor penutupan tertinggi karena investor memborong saham energi, keuangan dan material serta melepas saham teknologi besar untuk mengantisipasi bantuan fiskal baru dari Washington untuk membantu pemulihan ekonomi AS.
Indeks Dow Jones Industrial Average naik 27,70 poin atau 0,09% ke 31.458,40, S&P 500 naik 18,45 poin atau 0,47% ke 3.934,83 dan Nasdaq Composite naik 69,70 poin atau 0,50% ke 14.095,47.
Volume perdagangan saham di bursa AS mencapai 13,27 miliar saham.
S&P 500 mencapai puncak sepanjang masa pada hari Jumat, sementara Nasdaq dan Dow telah mencatatkan rekor tertingginya pada awal pekan.
Indeks kapitalisasi kecil naik untuk minggu kelima dari enam minggu penuh tahun ini. Saham PayPal Holdings Inc naik 4,7% setelah beberapa pialang menaikkan target harga mereka menyusul panggilan hari investor perusahaan pembayaran sehari sebelumnya.
Baca Juga: Wall Street dibuka melemah menjelang libur panjang
Walt Disney Co melaporkan keuntungan kuartalan yang mengejutkan. Namun, sahamnya turun 1,7% dari rekor tertinggi setelah naik lebih dari 13% selama dua minggu terakhir.
Indeks utama diperdagangkan dalam kisaran yang ketat selama sepekan di mana investor keluar dari saham berorientasi pertumbuhan yang telah mendominasi reli hampir sepanjang tahun dan membeli saham siklikal dan nilai di bawah harga.
Sektor energi, keuangan dan material S&P naik di tengah ekspektasi mereka akan mendapat manfaat dari ekonomi yang dibuka kembali, sementara saham emiten kelas berat Apple Inc, Tesla Inc dan Microsoft Corp lebih rendah di sebagian besar sesi. Ketiganya ditutup lebih tinggi dalam lonjakan pasar akhir.
Thomas Hayes, ketua dan anggota pengelola hedge fund Great Hill Capital LLC di New York mengatakan, nilai dan siklus unggul dalam tingkat bunga yang meningkat, lingkungan pertumbuhan yang lebih tinggi, di mana ekonomi AS berada pada titik puncaknya.
"Kami meremehkan efek lag dari semua uang dalam sistem karena semakin banyak vaksinasi diberikan dan semakin banyak negara dibuka kembali dari penutupan bisnis," katanya seperti dikutip Reuters.
"Kami melanjutkan rotasi ini yang akan konsisten dengan siklus bisnis baru, dan saat imbal hasil (obligasi) naik, nilai dan siklus akan memandu," kata Hayes.
Penurunan tajam kasus Covid-19 baru dan rawat inap dalam beberapa pekan terakhir telah membantu mendorong pasar ke level tertinggi baru, meskipun kemunduran jangka pendek dapat terjadi dari varian virus corona baru dan potensi hambatan dalam distribusi vaksin.
Data terbaru menunjukkan sentimen konsumen AS secara tak terduga turun pada awal Februari karena rumah tangga masih mengkhawatirkan perekonomian meskipun ada ekspektasi untuk stimulus tambahan.
Baca Juga: Wall Street: Dow Jones koreksi tipis, indeks S&P dan Nasdaq kompak menguat
Sebuah jajak pendapat Reuters menunjukkan ekonomi AS diperkirakan akan mencapai level sebelum Covid-19 dalam setahun karena anggarn bantuan fiskal senilai US$ 1,9 triliun yang diusulkan membantu meningkatkan aktivitas ekonomi, tetapi lapangan kerja kemungkinan akan membutuhkan lebih dari satu tahun untuk pulih sepenuhnya.
Presiden AS Joe Biden meminta bantuan kepada pejabat lokal dari kelompok bipartisan untuk mendukung rencana bantuan virus corona senilai US$ 1,9 triliun guna membantu jutaan pekerja yang menganggur dan membuka kembali sekolah.
Pada Senin pekan depan, pasar saham AS akan ditutup untuk liburan Hari Presiden.
Selanjutnya: Wall Street bervariasi, S&P dan Nasdaq naik tipis di tengah peringatan Biden ke China
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
