kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45997,15   3,55   0.36%
  • EMAS1.199.000 0,50%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Wall Street Melemah, Rally Saham Pertumbuhan Tersendat


Rabu, 05 Oktober 2022 / 21:25 WIB
Wall Street Melemah, Rally Saham Pertumbuhan Tersendat
ILUSTRASI. Indeks utama Wall Street dibuka melemah pada perdagangan Rabu (5/10). REUTERS/Brendan McDermid


Reporter: Herlina KD | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Indeks utama Wall Street dibuka melemah pada perdagangan Rabu (5/10), karena melemahnya pertumbuhan saham megacap dan saham teknologi. Imbal hasil treasury naik, didorong data permintaan tenaga kerja yang tangguh di tengah kenaikan suku bunga.

Mengutip Reuters, pada pembukaan bel perdagangan, indeks Dow Jones Industrial Average turun 238,0 poin, atau 0,78% ke level 30.078,36. S&P 500 turun 37,7 poin, atau 0,99% ke level 3.753,25, sedangkan Nasdaq Composite turun 153,7 poin, atau 1,38%, mke level 11.022,672.

Indeks acuan S&P 500 telah naik 5,7% sepanjang minggu ini karena imbal hasil turun untuk dua sesi berturut-turut didorong data ekonomi AS yang lebih lemah, perubahan haluan kebijakan pajak Inggris dan kenaikan suku bunga Australia yang lebih kecil dari perkiraan.

Baca Juga: Wall St: Dow Reli Lebih 1.500 Poin dalam 2 hari, S&P 500 Raih Kenaikan 2 Hari Terbaik

Tetapi imbal hasil obligasi Treasury 10-tahun naik lagi tajam karena para pedagang menilai kembali posisi mereka berdasarkan seberapa agresif mereka memperkirakan Federal Reserve akan menaikkan suku bunga.

Menambah dorongan, data ADP menunjukkan pengusaha swasta AS meningkatkan perekrutan pada bulan September, menunjukkan lebih banyak ruang bagi Federal Reserve untuk tetap agresif dalam menaikkan suku bunga.

"Ada sedikit lebih banyak pekerjaan yang diciptakan atau dibuka daripada yang diperkirakan pasar dan itu mengarah pada keyakinan bahwa The Fed tidak akan berputar pada November," kata Robert Pavlik, manajer portofolio senior di Dakota Wealth di Fairfield, seperti dikutip Reuters.

"Banyak reli yang terjadi selama dua hari terakhir didasarkan pada pasar yang sangat oversold dan sedikit kepercayaan bahwa Fed akan berporos pada November."

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×