Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Wall Street turun pada awal perdagangan Selasa (6/7). Pukul 21.25 WIB, Dow Jones Industrial Average turun 0,75% ke 34.524. Indeks S&P 500 turun 0,24% ke 4.341. Sedangkan Nasdaq Composite menguat tipis 0,06% ke 14.648.
Pasar saham bergerak bervariasi karena investor kembali dari liburan panjang akhir pekan. Harga saham Didi Global Inc merosot sebanyak 25% dalam perdagangan premarket setelah regulator China pada akhir pekan memerintahkan aplikasi perusahaan tersebut dihapus beberapa hari setelah listing senilai US$ 4,4 miliar di New York Stock Exchange.
Perusahaan e-commerce China lainnya yang terdaftar di AS, termasuk Alibaba Group, Baidu Inc dan JD.com, turun antara 1% menjadi 3,2%, dengan tindakan keras China juga membebani pasar global. Investor, sementara itu, menunggu petunjuk dari risalah kebijakan Federal Reserve AS tentang kapan pelonggaran kuantitatif mungkin diturunkan. Risalah akan dirilis pada hari Rabu.
Wall Street sensitif terhadap tanda-tanda pergeseran hawkish The Fed. Pelaku pasar berpindah-pindah dari saham yang memiliki nilai tinggi dengan saham dengan potensi pertumbuhan setelah pemulihan ekonomi. Ada kekhawatiran bahwa pemulihan ekonomi yang berpotensi lebih kuat dari perkiraan dapat memaksa bank sentral untuk mengurangi stimulus.
Baca Juga: Wall Street masih libur, Bursa Asia tampil perkasa pada pagi ini (6/7)
Indeks acuan S&P 500 mencatat rekor penutupan tertinggi tujuh hari berturut-turut hingga Jumat. S&P 500 mencapai rekor penutupan terpanjang sejak Juni 1997, dibantu oleh Microsoft Corp, Apple Inc, Amazon.com Inc dan Alphabet Inc.
"Mereka baru saja mencapai tertinggi baru yang kecil dan pada dasarnya merupakan cerminan bahwa investor merasa mereka tidak punya tempat lain untuk dituju," kata Sam Stovall, kepala strategi investasi di CFRA kepada Reuters. Stovall menambahkan bahwa keyakinan ini didukung oleh fakta bahwa investor bersedia untuk merotasi portofolio, bukan menarik dana sepenuhnya.
Harga minyak mencapai level tertinggi dalam beberapa tahun setelah pembicaraan antara produsen OPEC+ gagal. Harga saham perusahaan energi besar termasuk Occidental Petroleum Co, Chevron Corp dan APA Corp naik antara 0,8% dan 1,5%.
Data Institute for Supply Management (ISM) menunjukkan indeks aktivitas nonmanufaktur turun ke 60,1 pada bulan Juni dari 64,0 pada bulan Mei yang merupakan level tertinggi. Musim pendapatan kuartal kedua akan dimulai minggu depan dengan bank-bank besar. Sementara investor juga mengawasi kemajuan rancangan pendanaan infrastruktur Presiden AS Joe Biden.
Baca Juga: IHSG diproyeksikan akan melanjutkan penguatan pada Rabu (7/7)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News