kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.123.000   1.000   0,05%
  • USD/IDR 16.622   -13,00   -0,08%
  • IDX 8.040   -11,08   -0,14%
  • KOMPAS100 1.118   -5,53   -0,49%
  • LQ45 804   -6,09   -0,75%
  • ISSI 279   0,16   0,06%
  • IDX30 422   -0,76   -0,18%
  • IDXHIDIV20 484   -1,72   -0,35%
  • IDX80 122   -0,75   -0,61%
  • IDXV30 132   -0,23   -0,18%
  • IDXQ30 134   -0,95   -0,70%

Wall Street Melemah, Investor Waspadai Kebijakan Visa Trump dan Suku Bunga The Fed


Senin, 22 September 2025 / 21:58 WIB
Wall Street Melemah, Investor Waspadai Kebijakan Visa Trump dan Suku Bunga The Fed
ILUSTRASI. Bursa saham Amerika Serikat dibuka melemah pada perdagangan Senin (22/9). S&P 500 dan Nasdaq bergerak cenderung stagnan, sementara Dow Jones turun. REUTERS/Jeenah Moon


Sumber: Reuters | Editor: Handoyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bursa saham Amerika Serikat dibuka melemah pada perdagangan Senin (22/9).

Setelah mencetak rekor pada sesi sebelumnya, S&P 500 dan Nasdaq bergerak cenderung stagnan, sementara Dow Jones Industrial Average turun. Ketidakpastian terkait kebijakan visa pemerintahan Trump turut membebani sentimen pasar.

Pada pukul 10:08 ET, Dow Jones melemah 95,73 poin atau 0,21% menjadi 46.219,54. S&P 500 turun 1,46 poin atau 0,02% ke 6.662,90, sedangkan Nasdaq Composite masih mampu menguat tipis 25,27 poin atau 0,11% menjadi 22.656,75.

Kebijakan Visa H-1B Jadi Sorotan

Pemerintahan Trump pada Jumat lalu mengumumkan rencana mewajibkan perusahaan membayar biaya tahunan US$100.000 untuk setiap visa kerja H-1B.

Aturan ini memicu kekhawatiran di kalangan korporasi besar, khususnya sektor teknologi dan perbankan yang sangat bergantung pada tenaga kerja terampil asal India dan China.

Baca Juga: Wall Street: Tiga Indeks Utama Cetak Rekor Penutupan Tertinggi untuk Hari Kedua

Sejumlah perusahaan teknologi, termasuk Microsoft dan Amazon, mengalami pelemahan saham.

Microsoft bahkan menjadi penekan utama indeks Dow. Saham Cognizant Technology Solutions, Intel, dan JPMorgan, yang juga termasuk sponsor besar visa H-1B, sempat turun namun kemudian memangkas sebagian kerugiannya.

Analis J.P. Morgan, Tien-tsin Huang, menilai bahwa kebijakan biaya dan aliran berita terkait visa menambah sinyal lingkungan bisnis yang semakin ketat dan berpotensi meredam sentimen investor.

Apple dan Tesla Jadi Penopang Nasdaq

Meski sektor teknologi tertekan, Apple justru menguat 2,4% setelah Wedbush menaikkan target harga sahamnya, didukung sinyal permintaan kuat untuk iPhone 17. Saham Tesla juga melanjutkan tren positif.

Kenaikan keduanya mendorong sektor teknologi dan consumer discretionary, sekaligus mengangkat Nasdaq ke rekor baru.

The Fed, Inflasi, dan Data Ekonomi

Reli pasar saham AS dalam beberapa pekan terakhir juga didorong oleh sikap dovish The Federal Reserve. Bank sentral AS pekan lalu memangkas suku bunga untuk pertama kalinya di tahun 2025, dan mengindikasikan akan ada pemangkasan lanjutan. Hal ini membuat Wall Street mencatat tiga pekan kenaikan beruntun.

Sejumlah data penting akan dirilis pekan ini, termasuk Personal Consumption Expenditure (PCE) — indikator inflasi pilihan The Fed — dan data Produk Domestik Bruto (PDB). Selain itu, Gubernur The Fed yang baru, Stephen Miran, dijadwalkan menyampaikan pidato.

Baca Juga: Apa itu visa H-1B yang Tengah Viral di Amerika? Ini Penjelasannya

Pergerakan Saham Individual

Beberapa saham korporasi besar menjadi sorotan:

  • Kenvue turun 5,9%, terendah di S&P 500, setelah laporan terkait rencana pengumuman pemerintah mengenai potensi hubungan antara obat pereda nyeri Tylenol bagi ibu hamil dengan risiko autisme.

  • Pfizer naik 3,1% usai mengumumkan akuisisi perusahaan pengembang obat penurun berat badan, Metsera, senilai hingga US$7,3 miliar. Saham Metsera melonjak 62%.

  • Compass anjlok 8,2% setelah setuju mengakuisisi Anywhere Real Estate dalam transaksi all-stock senilai US$4,2 miliar. Sebaliknya, saham Anywhere naik 58%.

  • Fox Corp menguat 2,6% setelah laporan menyebutkan pimpinan tertingginya tengah mengincar kepemilikan saham di TikTok.

Di Bursa New York, jumlah saham yang turun lebih banyak dibanding yang naik dengan rasio 1,45 banding 1. Sementara di Nasdaq, rasionya 1,07 banding 1. S&P 500 mencatat 9 saham menyentuh level tertinggi 52 minggu dan 13 saham terendah baru. Nasdaq membukukan 84 rekor tertinggi dan 33 terendah baru.

Selanjutnya: Redakan Depresi, Ini 4 Pose Yoga untuk Meningkatkan Kesehatan Mental

Menarik Dibaca: Redakan Depresi, Ini 4 Pose Yoga untuk Meningkatkan Kesehatan Mental

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Business Contract Drafting GenAI Use Cases and Technology Investment | Real-World Applications in Healthcare, FMCG, Retail, and Finance

[X]
×