Sumber: Reuters | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Indeks utama Wall Street dibuka melemah pada awal perdagangan Jumat (8/12). Pertumbuhan lapangan kerja AS yang lebih kuat dari perkiraan dan penurunan tingkat pengangguran menandakan ketahanan pasar tenaga kerja, sehingga mengurangi harapan bahwa Federal Reserve akan memangkas suku bunga di awal tahun 2024.
Mengutip Reuters, pada bel pembukaan perdagangan, indeks Dow Jones Industrial Average turun 32,56 poin, atau 0,09%, ke level 36.084,82, S&P 500 turun 9,39 poin, atau 0,20% ke level 4,576.20 dan Nasdaq Composite turun 60,54 poin, atau 0,42% ke level 14,279.46.
Laporan Departemen Tenaga Kerja menunjukkan data nonfarm payrolls meningkat sebesar 199.000 pekerjaan pada bulan November, dibandingkan dengan perkiraan peningkatan sebesar 180.000.
Baca Juga: Pertumbuhan Lapangan Kerja AS Naik Per November, Tingkat Pengangguran Turun Jadi 3,7%
Sementara tingkat pengangguran turun ke 3,7%, berlawanan dengan perkiraan yang akan tetap stabil di 3,9%, sedangkan pendapatan rata-rata naik 0,4% setiap bulan, dibandingkan dengan perkiraan pertumbuhan 0,3%.
Taruhan bahwa Fed akan melakukan penurunan suku bunga pada bulan Maret berkurang menjadi 46,7% setelah laporan tersebut dari 57,7%, menurut alat FedWatch CME Group.
"Ini adalah laporan yang cukup bagus, tidak terlalu kuat namun cukup kuat untuk mungkin memupus pembicaraan penurunan suku bunga lebih awal," kata Peter Cardillo, kepala ekonom pasar di Spartan Capital Securities di New York.
Cardillo menambahkan laporan tersebut tidak mengubah ekspektasi bahwa The Fed akan mempertahankan suku bunganya pada pertemuan minggu depan.
Baca Juga: Wall Street Menguat, Nasdaq Melonjak Dipicu Optimisme AI
Laporan penggajian ini berbeda dengan sejumlah data minggu ini yang mengindikasikan melemahnya pasar tenaga kerja dan memicu spekulasi bahwa bank sentral berada di akhir kampanye pengetatan dan akan segera beralih ke penurunan suku bunga.
Optimisme terhadap tingkat suku bunga tertinggi dan pendapatan kuartalan yang optimis telah menyebabkan rebound yang kuat dalam ekuitas menjelang akhir tahun, sementara imbal hasil Treasury bertenor 10-tahun telah anjlok dari puncaknya pada bulan Oktober di sekitar 5%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News