CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.899   -39,00   -0,25%
  • IDX 7.138   -76,51   -1,06%
  • KOMPAS100 1.092   -10,91   -0,99%
  • LQ45 870   -5,37   -0,61%
  • ISSI 215   -3,30   -1,51%
  • IDX30 446   -1,89   -0,42%
  • IDXHIDIV20 539   -0,16   -0,03%
  • IDX80 125   -1,20   -0,95%
  • IDXV30 135   -0,37   -0,27%
  • IDXQ30 149   -0,41   -0,27%

Wall Street Kembali Tertekan Dengan Prediksi Suku Bunga Final Lebih Tinggi


Kamis, 03 November 2022 / 21:08 WIB
Wall Street Kembali Tertekan Dengan Prediksi Suku Bunga Final Lebih Tinggi
ILUSTRASI. Wall Street terjun di awal perdagangan Kamis (3/11) setelah Federal Reserve kemarin mengerek suku bunga 75 bps.


Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Wall Street terjun di awal perdagangan Kamis (3/11) setelah Federal Reserve kemarin mengerek suku bunga acuan 75 basis points (bps). Kenaikan suku bunga acuan Fed Funds Rate (FFR) menyebabkan yield US Treasury meningkat.

Meski The Fed mengisyaratkan kenaikan suku bunga lebih rendah pada periode selanjutnya, pasar masih melihat bahwa pengetatatn moneter belum rampung.

Kamis (3/11) pukul 21.03 WIB, Dow Jones Industrial Average turun 1,01% ke 31.821. Indeks S&P 500 melorot 1,15% ke 3.716. Nasdaq Composite melorot 1,65% ke 10.340.

The Fed pada hari Rabu menaikkan suku bunga sebesar 75 bps seperti yang diharapkan. Pengumuman kebijakan membuka kemungkinan kenaikan yang lebih kecil.

Baca Juga: OJK Mengantongi 99 Rencana Penawaran Umum, 61 Perusahaan Antre IPO

Namun, optimisme dengan cepat dipadamkan setelah Gubernur The Fed Jerome Powell mengatakan sangat prematur untuk membahas kapan bank sentral mungkin menghentikan kenaikan suku bunga.

Sementara para pedagang masih terbelah antara kemungkinan kenaikan suku bunga 50 bps dan 75 bps pada bulan Desember. Puncak suku bunga FFR diperkirakan mencapai 5% atau lebih tinggi tahun depan dibandingkan dengan perkiraan sebelumnya di angka maksimal 4,50%-4,75%..

"Implikasi bahwa suku bunga akhir bisa lebih dari 5% membuat pasar takut bahwa kenaikan suku bunga akan menjadi sedikit lebih sering dan mungkin sedikit lebih tinggi ke depan," kata Robert Pavlik, manajer portofolio senior di Dakota Wealth di Fairfield, Connecticut kepada Reuters.

Baca Juga: IHSG Naik ke 7.034 Pada Kamis (3/11), BBRI, BBCA, TKIM Paling Banyak Net Buy Asing

Sementara itu, jumlah orang Amerika yang mengajukan klaim baru untuk tunjangan pengangguran secara tak terduga turun pekan lalu. Data tenaga kerja ini memberikan bukti lebih lanjut dari pasar tenaga kerja yang kuat.

Laporan nonfarm payrolls yang lebih komprehensif yang akan dirilis pada hari Jumat (4/11). Angka pembayaran gaji ini akan menjadi penting karena investor mencoba untuk mengukur apakah kenaikan suku bunga Fed telah secara signifikan mendinginkan perekonomian.

Secara terpisah, survei dari Institute for Supply Management yang dijadwalkan malam ini diperkirakan menunjukkan PMI non-manufaktur turun ke 55,5 pada Oktober dari 56,7 pada September.

Baca Juga: Tertekan Isu Keuangan Global, Begini Cara OJK Mitigasi Fluktuasi Pasar Modal Domestik

Nasdaq yang padat teknologi merosot 3,4% pada hari Rabu karena saham pertumbuhan yang sensitif terhadap suku bunga berada di bawah tekanan pada prospek suku bunga yang lebih tinggi.

Pada hari Kamis, saham perusahaan teknologi megacap Apple Inc, Microsoft dan Alphabet tergelincir antara 0,3% dan 2% dalam perdagangan premarket karena imbal hasil Treasury AS 10-tahun mencapai level tertinggi sejak 25 Oktober.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×