Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Wall Street kembali perkasa setelah ditutup menguat pada perdagangan Selasa (5/8). Indeks Dow Jones Industrial Average naik 0,62% menjadi 26.828,47, sementara S&P 500 menguat 0,36% ke 3.306,51 dan Nasdaq Composite melesat 0,35% menjadi 10.941,17.
Penopang keperkasaan bursa saham Amerika Serikat (AS) terjadi berkat kenaikan saham Apple Inc dan sektor energi. Namun, laju bursa saham agak tertahan dengan pelemahan saham AIG serta Microsoft di tengah penantian pasar terhadap stimulus pemerintah AS untuk melawan dampak ekonomi dari pandemi Covid-19.
Baca Juga: Anjlok 19,44% sejak awal tahun, performa IHSG terburuk ketiga di Asia Pasifik
Asal tahu saja, saham Apple naik 0,7%, naik untuk sesi kelima berturut-turut karena investor menyambut baik laporan triwulanan dari pembuat ponsel iPhone ini di pekan lalu. Kini nilai kapitalisasi pasar dari raksasa teknologi tersebut kurang US$ 120 miliar untuk menjadi perusahaan pertama yang memiliki kapitalisasi US$ 2 triliun.
Sementara itu, indeks energi pada S&P 500 melonjak 2,45% dan merupakan sektor terkuat di antara 11 sektor yang ada. Namun, saham pada sektor layanan kesehatan jadi pemberat bagi laju bursa saham.
Beberapa saham di sektor ritel pun ambruk setelah laporan keuangan yang kurang mumpuni. Seperti saham Ralph Lauren Corp yang ambles 4,4% ke level terendah sejak Mei setelah pendapatan kuartalan anjlok akibat penutupan toko terkait virus corona dan perlambatan permintaan global untuk barang-barang mewah.
Di sisi lain, saham American International Group Inc ambrol 7,5% setelah laba yang disesuaikan secara kuartalan merosot.
Namun, menurut data Rafinitiv IBES, sekitar 83% dari 352 perusahaan yang ada di indeks S&P 500 dan telah melaporkan hasil kuartalan, sejauh ini telah mengalahkan perkiraan untuk pendapatan.
Baca Juga: Wall Street bergerak tipis menunggu kelanjutan pembicaraan stimulus
"Investor masih nyaman bahwa laporan pendapatan berada di jalan yang benar dan prospek 2021 tetap baik. Semua itu membantu mendukung pasar pada level ini," kata Lindsey Bell, Chief Investment Strategist Ally Invest.
"Tapi ada tingkat ketidakpastian yang mendasari yang mengarah ke sedikit kehati-hatian," tambah Bell.
Sementara itu, investor juga masih menanti rancangan undang-undang terkait stimulus baru bagi dampak virus corona. Terlebih Pemimpin Senat Demokrat Chuck Schumer mengatakan, akan ada pembicaraan dengan Gedung Putih dan bergerak ke arah yang benar.
Reli di saham terkait teknologi dan triliunan dolar dalam stimulus moneter dan fiskal telah mengangkat S&P 500 3% dari rekor tertinggi Februari.
"Saya tidak mengharapkan ekuitas AS untuk mengunjungi kembali posisi terendah di Maret," ujar Mohamed A. El-Erian, Chief Economic Adviser Allianz SE.
"Saya menduga koreksi besar berikutnya kemungkinan akan dipicu oleh default perusahaan dan peristiwa pelemahan modal lainnya yang tidak bisa dilawan oleh bank sentral," katanya.
Baca Juga: Induk Google terbitkan obligasi Rp 146 triliun dengan kupon terendah sepanjang masa
Microsoft Corp yang sempat melaju kencang setelah diberi restu mengambil alih aplikasi TikTok AS harus koreksi 1,5% pada perdagangan kemarin.
Pejabat Gedung Putih tidak dapat mengatakan bagaimana pemerintah AS akan menerima sebagian dari hasil dari setiap penjualan operasional TikTok AS.
Evergy Inc merosot hampir 12% setelah dua sumber mengatakan dewan utilitas Midwest berencana untuk tetap independen karena tawaran yang diminta dari calon mitra merger tidak menawarkan nilai yang cukup.
Take-Two Interactive Software Inc naik hampir 6% setelah menaikkan perkiraan penjualan tahunan yang disesuaikan pada permintaan untuk waralaba videogame "Grand Theft Auto" dan "NBA 2K".
Walt Disney Co naik 4% dalam perdagangan panjang setelah perusahaan melaporkan kerugian kuartalan yang langka, bahkan ketika krisis virus corona membantu layanan streamingnya mendapatkan pelanggan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News