Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Wall Street ditutup bervariasi setelah kehilangan tenaga di akhir sesi perdagangan. Di mana para investor menunggu data inflasi penting dan kick-off tidak resmi dari musim pelaporan kinerja kuartal pertama.
Selasa (11/4), indeks Dow Jones Industrial Average ditutup menguat 98,27 poin atau 0,29% ke 33.684,79, indeks S&P 500 melemah tipis 0,17 poin ke 4.108,94 dan indeks Nasdaq Composite melemah 52,48 poin atau 0,43% ke 12.031,88.
Di antara 11 sektor utama pada indeks S&P 500, sektor layanan komunikasi dan teknologi berakhir di zona merah. Sementara, sektor energi dan keuangan menikmati persentase kenaikan terbesar pada perdagangan kali ini.
Indeks Dow ditutup di wilayah positif dengan sektor yang sensitif secara ekonomi seperti perindustrian, material dan transportasi memberikan dorongan penguatan. Di sisi lain, sektor teknologi dan saham megacap yang berdekatan dengan teknologi menarik indeks Nasdaq ke penutupan yang lebih rendah.
"Ketika Anda melihat siklus memimpin, itu berarti kekhawatiran resesi bisa agak berlebihan," kata Ryan Detrick, Chief Market Strategist Carson Group di Omaha.
"Itu pertanda sehat, apa yang tidak Anda harapkan untuk dilihat jika kita langsung menuju resesi," lanjut Detrick.
Baca Juga: Wall Street Bergerak Tipis pada Selasa (11/4), Investor Menunggu Data Inflasi AS
Saham secara singkat mendapatkan momentum pada sore hari karena Presiden Federal Reserve (The Fed) Chicago Austan Goolsbee mendesak kehati-hatian dan memperingatkan bahwa The Fed perlu berhati-hati dalam menaikkan suku terlalu agresif dalam upayanya untuk menjinakkan inflasi.
Dengan kurangnya katalis penggerak pasar, investor menantikan data indeks harga konsumen (IHK) yang dirilis hari Rabu (12/4). Data inflasi bisa menjadi bukti bahwa cooldown inflasi yang lama dan lambat berlanjut.
"Ini ketenangan sebelum badai," tambah Detrick. "Dengan data inflasi yang sangat besar besok, risalah The Fed segera keluar dan laporan pendapatan segera tiba, investor menunggu dan melihat pendekatan untuk melihat bagaimana data inflasi masuk."
Setiap bulan, analis melihat data inflasi dan inflasi inti mendingin, masing-masing menjadi 0,2% dan 0,4%. Tetapi data secara tahunan (YoY), dengan perkiraan konsensus memperlihatkan penurunan yang signifikan dengan inflasi menjadi 5,2% dari 6,0%. Sedangkan inflasi inti, yang menghapus harga makanan dan energi yang bergejolak, diperkirakan akan meningkat menjadi 5,6% dari 5,5% secara YoY.
Karena inflasi perlahan-lahan mendingin ke target rata-rata tahunan The Fed yang sebesar 2%, pelaku pasar mengandalkan kemungkinan 67% dari kenaikan suku bunga 25 basis poin pada akhir pertemuan kebijakan moneter bulan Mei, menurut alat FedWatch.
Baca Juga: Mengintip Peluang Cuan dari Saham Laggard
"(Kenaikan) 25 basis poin mungkin akan terjadi, dan dimasukkan ke dalam harga saham," kata Robert Pavlik, Senior Portfolio Manager Dakota Wealth di Fairfield, Connecticut.
"Bagaimana mereka memposisikannya untuk pertemuan berikutnya adalah kuncinya, karena begitu banyak orang mengharapkan penurunan ekonomi."
Di luar CPI, investor mengincar musim pelaporan kuartal pertama, yang melonjak dari gerbang awal pada hari Jumat dengan hasil kinerja dari tiga bank besar, Citigroup Inc C.N, JPMorgan Chase & Co dan Wells Fargo & Co.
Analis memperkirakan pendapatan agregat pada indeks S&P 500 di kuartal pertama turun 5,2% secara YoY, pembalikan mencolok dari pertumbuhan tahunan 1,4% yang terlihat pada awal kuartal.
Saham terkait Cryptocurrency seperti Coinbase Global Inc, Riot Platforms Inc dan Marathon Digital Holdings Inc naik antara 6% dan 17% karena bitcoin menembus level US$ 30.000 untuk pertama kalinya dalam 10 bulan .
Sejalan, saham CarMax Inc melonjak 9,6% setelah pengecer mobil bekas membukukan laba kuartalan yang mengalahkan konsensus.
Di sisi lain, saham Moderna Inc tergelincir 3,1% setelah perusahaan mengatakan vaksin flu yang diawasi ketat gagal memenuhi kriteria "sukses awal" dalam uji coba tahap akhir.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News