Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Wall Street kembali tampil perkasa pada perdagangan awal pekan ini. Dua dari tiga indeks utama berhasil cetak rekor penutupan dengan dukungan saham sektor teknologi.
Senin (30/8), indeks S&P 500 ditutup naik 19,42 poin atau 0,43% ke 4.528,79 dan indeks Nasdaq Composite menguat 136,39 poin atau 0,9% menjadi 15.265,89. Hanya saja, indeks Dow Jones Industrial Average melemah 55,96 poin atau 0,16%, jadi 35.399,84.
Ini adalah rekor penutupan tertinggi keempat dalam lima sesi untuk indeks S&P, dan yang kelima dalam enam sesi bagi indeks Nasdaq. Kedua indeks tersebut hanya gagal cetak rekor penguatan saat pasar gelisah jelang pidato Gubernur Federal Reserve Jerome Powell dalam simposium Jackson Hole, akhir pekan lalu.
Pada akhirnya, kekhawatiran itu tidak berdasar karena dalam pernyataannya, Powell mengatakan bahwa bank sentral akan terus berhati-hati dalam pendekatannya untuk mengurangi stimulus besar-besaran era pandemi, sambil menegaskan kembali pemulihan ekonomi yang stabil.
"Sekarang jelas bahwa masih akan ada jumlah dukungan yang luar biasa untuk ekonomi ini, mungkin sampai November," kata Ed Moya, Analis Senior untuk Pasar Amerika di OANDA.
"Beberapa investor berpikir bahwa tapering mungkin tidak akan dimulai tahun ini, tetapi satu hal yang semua orang dapat setujui adalah bahwa Powell telah memberi isyarat bahwa mereka tidak terburu-buru untuk menaikkan suku bunga dan dia memutuskan tapering dengan waktu kenaikan suku bunga," lanjut Moya.
Dengan pemikiran ini, investor beralih ke saham teknologi dengan pertumbuhan tinggi yang cenderung mendapat manfaat dari ekspektasi suku bunga yang lebih rendah karena nilainya sangat bergantung pada pendapatan masa depan.
Baca Juga: Wall Street mixed, indeks S&P 500 dan Nasdaq menuju rekor baru
Tak ayal, saham Apple Inc pun melonjak 3% ke level tertinggi sepanjang masa. Sementara Microsoft Corp, Amazon.com, pemilik Google Alphabet Inc, juga naik antara 0,4% dan 2,1%, membantu indeks Nasdaq mengungguli S&P 500 dan Dow Jones.
Indeks patokan melacak kenaikan bulanan terpanjang sejak 2018 dengan janji uang mudah. Investor juga mulai mengabaikan tanda-tanda pemulihan ekonomi yang melambat dan melonjaknya kasus Covid-19.
Dengan hasil ini, indeks S&P 500 telah naik 3% di bulan Agustus, periode musiman yang lemah untuk saham. Analis Wells Fargo mengatakan di pekan lalu, mereka memperkirakan indeks akan naik 8% lagi pada akhir tahun.
Di sisi lain, harga minyak mentah jenis West Texas Intermediate (WTI) juga ditutup naik 0,7%, namun saham energi secara luas justru tergelincir karena investor khawatir tentang kemungkinan dampak jangka panjang dari Badai Ida, yang menderu ke pantai di dekat Port Fourchon Louisiana, pusat utama industri minyak lepas pantai AS, pada Minggu (29/8).
Indeks energi turun 1,2%, dengan hanya kalah dari indeks keuangan yang melemah lebih dalam lantaran saham bank bereaksi terhadap penurunan imbal hasil obligasi Amerika Serikat (AS).
Sementara itu, saham PayPal Holdings Inc naik 3,6% usai laporan CNBC bahwa perusahaan jasa keuangan tersebut sedang menjajaki pengembangan platform perdagangan saham untuk pelanggan AS. Berita itu membantu mengirim Robinhood Markets Inc turun 6,9%.
Selanjutnya: Tapering berpotensi mengangkat CDS Indonesia lagi
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News