Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Wall Street dibuka datar pada perdagangan Senin (22/5). Pasar menunggu pembaruan pembicaraan anggota parlemen seputar menaikkan plafon utang Amerika Serikat (AS). Sementara saham Micron jatuh menyusul larangan China atas chip memorinya.
Melansir Reuters, Dow Jones Industrial Average turun 18,09 poin atau 0,05% pada pembukaan ke 33.408,54.
Indeks S&P 500 dibuka lebih rendah 1,20 poin atau 0,03% pada 4.190,78. Sedangkan Nasdaq Composite naik 6,54 poin atau 0,05% menjadi 12.664,44 pada bel pembukaan.
Harapan bahwa kesepakatan akan tercapai pada akhir pekan untuk menaikkan batas utang AS sebesar US$31,4 triliun membantu Wall Street mengakhiri minggu lalu dengan kenaikan. Bahkan ketika pembahasan hampir berantakan pada hari Jumat.
Presiden Joe Biden dan Ketua DPR dari Partai Republik Kevin McCarthy akan bertemu untuk melakukan pembicaraan pada hari Senin. Dengan kurang dari dua minggu sebelum tenggat waktu setelah Departemen Keuangan memperingatkan bahwa pemerintah federal akan berjuang untuk membayar utangnya.
Default akan menyebabkan kekacauan di pasar keuangan dan lonjakan suku bunga.
"Semua orang memperhatikan pertemuan Kevin McCarthy-Joe Biden ini, menunggu semacam sinyal sejauh menyangkut plafon utang," kata Robert Pavlik, senior portfolio manager di Dakota Wealth.
Baca Juga: Biden dan MCCarthy akan Kembali Bertemu Senin (22/5) untuk Bahas Batas Utang AS
"Orang-orang hanya menunggu dan menonton untuk melihat bagaimana hasilnya."
Di sisi lain, ketegangan perdagangan antara Beijing dan Washington memanas setelah China melarang pembuat chip Micron Technology Inc menjual chip memori ke industri utama dalam negeri, membuat sahamnya turun 4,0% dalam perdagangan pra-pasar.
Saham perusahaan semikonduktor lainnya juga turun, dengan Intel Corp, Nvidia Corp dan Advanced Micro Devices Inc turun antara 0,2% dan 1,1%.
Apple Inc turun 0,9% setelah laporan bahwa Loop Capital menurunkan peringkat saham pembuat iPhone menjadi "hold" dari "buy". Ini menandai penurunan peringkat pertama dalam lima bulan, menurut data Refinitiv.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News