Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Indeks utama Wall Street mencatat penutupan tertinggi sepanjang sejarah pada Selasa (9/9/2025), didorong reli saham teknologi, kenaikan UnitedHealth, dan revisi data lapangan kerja yang menegaskan ekspektasi investor bahwa Federal Reserve (The Fed) akan segera menurunkan suku bunga untuk mendukung pertumbuhan ekonomi.
S&P 500, Nasdaq, dan Dow Jones Industrial Average masing-masing menutup sesi perdagangan di level rekor baru. Kenaikan tahun ini didorong oleh optimisme terhadap kecerdasan buatan (AI) dan prediksi biaya pinjaman yang lebih rendah.
Indeks S&P 500 naik 0,27% ke 6.512,61 poin, menembus rekor sebelumnya pada Kamis lalu. Nasdaq naik 0,37% ke 21.879,49 poin, menutup sesi rekor berturut-turut kedua. Dow Jones Industrial Average meningkat 0,43% ke 45.711,34 poin, melampaui penutupan rekor 28 Agustus lalu.
Baca Juga: Wall Street Berakhir Lebih Tinggi Didukung Laba Emiten dan Meredanya Ketegangan Tarif
Dari 11 sektor S&P 500, delapan sektor mencatat kenaikan, dipimpin sektor jasa komunikasi naik 1,64%, diikuti sektor utilitas yang naik 0,71%. Sepanjang tahun ini, S&P 500 meningkat sekitar 11%, sedangkan Nasdaq naik 13%.
Namun, saham Apple turun 1,5% setelah meluncurkan iPhone baru yang gagal menarik minat investor. Broadcom turun 2,6% setelah sebelumnya naik lima sesi berturut-turut.
Data pemerintah AS menunjukkan ekonomi kemungkinan menciptakan 911.000 pekerjaan lebih sedikit dalam 12 bulan hingga Maret dibanding estimasi sebelumnya, menandakan pertumbuhan lapangan kerja mulai melambat sebelum Presiden Donald Trump memberlakukan tarif global.
Pasar keuangan saat ini telah memperhitungkan kemungkinan pemotongan suku bunga sebesar 25 basis poin pada pertemuan Fed pekan depan, dengan perdagangan berjangka menunjukkan peluang hampir 10% untuk pemotongan 50 basis poin, menurut alat CME FedWatch.
Baca Juga: Wall Street Berakhir Lebih Tinggi Didorong Harapan akan Meredanya Perang Dagang
Data nonfarm payroll terbaru untuk Juli dan Agustus juga menyoroti kondisi pasar tenaga kerja yang melemah.
Paul Nolte, ahli strategi pasar di Murphy & Sylvest, mengatakan mengenai revisi data tenaga kerja, “Ini tidak menghalangi Fed untuk memangkas 25 basis poin. Kita belum mengetahui per bulan secara pasti, tapi ini menunjukkan bahwa tenaga kerja lemah.”
Saham UnitedHealth melonjak setelah perusahaan memperkirakan jumlah peserta program Medicare unggulan sesuai ekspektasi, yang dapat meningkatkan pembayaran pemerintah kepada perusahaan asuransi kesehatan tersebut.
Sementara itu, saham JPMorgan Chase naik 1,7% setelah seorang eksekutif senior menyatakan pendapatan perbankan investasi diperkirakan tumbuh di angka dua digit rendah pada kuartal ketiga, sedangkan pendapatan pasar modal diperkirakan tumbuh di angka belasan persen tinggi.
Jed Ellerbroek, manajer portofolio di Argent Capital, menilai, “Semua ini adalah kabar baik, tanda ekonomi yang sehat. Aktivitas merger dan akuisisi kembali muncul setelah pemberlakuan tarif Trump yang sempat menghentikannya.”
Baca Juga: Wall Street Ukir Rekor Baru di Tengah Harapan Pemangkasan Suku Bunga The Fed
Investor kini menantikan laporan inflasi produsen pada Rabu dan data harga konsumen pada Kamis untuk menilai dampak kebijakan tarif Trump serta kemungkinan pemotongan suku bunga lebih agresif. Saham Nebius melonjak hampir 50% setelah menandatangani kesepakatan senilai US$ 17,4 miliar dengan Microsoft, sementara rivalnya CoreWeave naik 7%.
Saham Class B Fox Corp turun 6,7% dan News Corp turun 4,5% setelah Rupert Murdoch dan anak-anaknya mencapai kesepakatan yang memberikan kontrol media kepada putra tertua, Lachlan Murdoch.
Saham Albemarle anjlok 11,5% akibat kekhawatiran pasokan yang mereda, karena perusahaan baterai Tiongkok, CATL, diperkirakan akan melanjutkan produksi di tambang lithium.
Baca Juga: Wall Street Cetak Rekor, Inflasi Moderat Dorong Harapan Pemangkasan Suku Bunga
Dalam perdagangan setelah penutupan resmi, Oracle melonjak 12% menyusul laporan kuartalannya. Di S&P 500, jumlah saham yang turun melebihi yang naik dengan rasio 1,4 banding 1.
Indeks mencatat 19 rekor tertinggi baru dan tidak ada rekor terendah baru, sementara Nasdaq mencatat 100 rekor tertinggi baru dan 64 rekor terendah baru. Volume perdagangan relatif ringan, dengan 15,6 miliar saham diperdagangkan dibanding rata-rata 16,1 miliar saham dalam 20 sesi sebelumnya.
Selanjutnya: Kinerja ACES Bisa Tertekan Seiring Kembalinya Ace Hardware, Cek Rekomendasi Sahamnya
Menarik Dibaca: 6 Rekomendasi Film Horor Penuh Jump Scare Mengagetkan, Berani Nonton?
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News