kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.991.000   -25.000   -1,24%
  • USD/IDR 16.884   -24,00   -0,14%
  • IDX 6.596   57,45   0,88%
  • KOMPAS100 947   7,76   0,83%
  • LQ45 737   6,66   0,91%
  • ISSI 210   1,15   0,55%
  • IDX30 383   4,75   1,26%
  • IDXHIDIV20 462   4,67   1,02%
  • IDX80 107   0,84   0,79%
  • IDXV30 114   1,17   1,04%
  • IDXQ30 126   1,75   1,41%

Wall Street Berakhir Lebih Tinggi Didukung Laba Emiten dan Meredanya Ketegangan Tarif


Rabu, 23 April 2025 / 04:49 WIB
Wall Street Berakhir Lebih Tinggi Didukung Laba Emiten dan Meredanya Ketegangan Tarif
ILUSTRASI. Pedagang bekerja di lantai Bursa Saham New York (NYSE) di New York City, Amerika Serikat, 4 April 2025. Wall Street menguat tajam pada Selasa (22/4/2025), didorong laporan laba kuartalan yang positif dan redanya ketegangan dagang antara AS dan China.


Reporter: Noverius Laoli | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Bursa saham Amerika Serikat (AS) menguat tajam pada Selasa (22/4/2025), didorong oleh laporan laba kuartalan yang positif serta indikasi meredanya ketegangan dagang antara AS dan China, yang memicu masuknya kembali investor ke pasar.

Mengutip Reuters, pada penutupan perdagangan indeks Dow Jones Industrial Average menguat 1.016,57 poin atau 2,66% menjadi 39.186,98. S&P 500 naik 129,56 poin atau 2,51% ke level 5.287,76, dan Nasdaq Composite menguat 429,52 poin atau 2,71% ke posisi 16.300,42.

Penguatan yang merata mendorong ketiga indeks utama AS naik lebih dari 2,5%. Para investor tampak mengabaikan pernyataan Presiden AS Donald Trump yang semakin tajam terhadap Ketua Federal Reserve Jerome Powell, sosok yang secara luas dianggap sebagai penstabil pasar.

Baca Juga: Wall Street Berakhir Lebih Tinggi Saat Reli Santa Dimulai

Menanggapi serangan Trump, Presiden Fed Minneapolis Neel Kashkari menegaskan bahwa independensi The Fed merupakan fondasi penting bagi terciptanya hasil ekonomi yang lebih baik.

Meski demikian, indeks S&P 500 masih berada sekitar 14% di bawah rekor penutupan tertingginya pada 19 Februari, setelah terdampak berlarutnya ketegangan tarif dan dinamika internal di Gedung Putih.

Menteri Keuangan Scott Bessent menyatakan bahwa meskipun perundingan dagang dengan Beijing akan menjadi proses yang tidak mudah, ia optimistis akan ada penurunan ketegangan dalam waktu dekat.

"Perjalanan ini masih penuh ketidakpastian," ujar Ryan Detrick, Kepala Strategi Pasar di Carson Group, Omaha. "Namun, pernyataan Bessent yang cenderung lebih positif membantu mendorong pasar menguat."

Baca Juga: Wall Street Menguat pada Kamis (7/11) Setelah The Fed Memangkas Suku Bunga

Detrick juga menambahkan bahwa pemerintah di Washington mulai menyadari bahwa ketidakpastian terkait tarif berdampak negatif pada pasar, sehingga kemungkinan akan muncul kabar baik dari sektor perdagangan.

Di tengah ketidakpastian ini, Dana Moneter Internasional (IMF) memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi AS pada 2025 menjadi 1,8%, dengan alasan dampak tarif yang kini berada pada level tertinggi dalam seabad terakhir.

Sementara itu, musim laporan keuangan kuartal pertama mulai memanas. Hingga saat ini, 82 perusahaan dalam indeks S&P 500 telah merilis kinerja keuangannya, dengan 73% di antaranya melampaui ekspektasi, menurut data LSEG.

Analis kini memperkirakan pertumbuhan laba agregat S&P 500 sebesar 8,1% untuk periode Januari–Maret, turun dari proyeksi awal kuartal sebesar 12,2%.

"Laporan laba menunjukkan fundamental yang masih solid, meski tidak mengejutkan," kata Bill Merz, Kepala Riset Pasar Modal di U.S. Bank Wealth Management, Minneapolis. Ia menambahkan bahwa para investor kini fokus pada panduan perusahaan terhadap kebijakan tarif ke depan.

Saham 3M Co melonjak 8,1% setelah melaporkan laba kuartalan yang melampaui ekspektasi, meskipun perusahaan memperingatkan potensi penurunan laba tahun 2025 akibat tarif.

Baca Juga: Wall Street Akhir Pekan: Dow Turun 0,77%, S&P 500 Drop 1,11%, Nasdaq Jatuh 1,49%

Sebaliknya, Northrop Grumman anjlok 12,7% setelah mencatat penurunan laba tajam. Saham RTX, perusahaan sektor kedirgantaraan dan pertahanan, juga turun 9,8% setelah memperkirakan potensi kerugian laba tahunan sebesar US$850 juta akibat tarif.

Pada penutupan perdagangan, seluruh 11 sektor utama dalam S&P 500 mencatat kenaikan, dengan sektor keuangan dan barang konsumsi non-primer membukukan penguatan tertinggi secara persentase.

Di New York Stock Exchange (NYSE), jumlah saham yang naik melampaui yang turun dengan rasio 6,4 banding 1. Terdapat 50 saham mencetak harga tertinggi baru dan 44 mencatat harga terendah baru.

Di Nasdaq, 3.580 saham naik dan 796 saham turun, dengan rasio saham naik terhadap turun sebesar 4,5 banding 1. S&P 500 mencatat 4 harga tertinggi baru dan satu harga terendah baru dalam 52 minggu terakhir, sedangkan Nasdaq mencatat 31 harga tertinggi dan 76 harga terendah baru.

Volume perdagangan di bursa AS tercatat sebanyak 15,21 miliar saham, sedikit di bawah rata-rata 20 hari terakhir yang sebesar 18,94 miliar saham.

Selanjutnya: Prakiraan Cuaca Kalimantan Barat 23-24 April 2025: Berawan, Waspada Potensi Hujan

Menarik Dibaca: Xiaomi 13 Punya Fitur Kamera dengan Leica yang Bikin Konten Anda Lebih Tajam!

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×