Sumber: Reuters | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Indeks utama Wall Street ditutup bervariasi pada akhir perdagangan Selasa (23/1), dengan indeks S&P 500 kembali mencatat rekor penutupan tertinggi karena investor mencerna laporan pendapatan kuartalan emiten yang beragam.
Mengutip Reuters, indeks S&P 500 naik 0,29% ke level 4.864,59, Nasdaq menguat 0,43% ke level 15.425,94. Sedangkan Dow Jones Industrial Average turun 0,25% ke level 37.905,45.
Volume perdagangan saham di bursa AS mencapai 10,9 miliar saham dengan rata-rata 11,4 miliar saham dalam 20 hari perdagangan terakhir.
Banyak investor memandang laporan pendapatan kuartalan dari grup perusahaan megacap Magnificent 7 akan menjadi kunci untuk menentukan apakah reli Wall Street baru-baru ini berlanjut atau kehilangan tenaga.
Baca Juga: Wall Street Mulai Melemah Setelah Reli Panjang
"Laporan besok dan Kamis semakin meningkat, dan minggu depan akan lebih sibuk lagi," kata Art Hogan, kepala strategi pasar di B. Riley Wealth.
"Kami punya banyak hal untuk direnungkan selama minggu ini dan minggu depan kemungkinan besar pasar akan menjadi positif."
Saham Verizon Communications menguat 6,7% setelah memperkirakan laba tahunan yang kuat dan membukukan penambahan pelanggan kuartalan tertinggi dalam hampir dua tahun, sementara saham Procter & Gamble naik 4,2% setelah melampaui ekspektasi laba kuartal kedua.
Saham 3M anjlok 11% setelah memperkirakan pendapatan tahunannya buruk, sementara saham Johnson & Johnson merosot 1,6% setelah melaporkan hasil kuartalannya sedikit di atas ekspektasi.
Saham D.R. Horton turun lebih dari 9% setelah perusahaan pembangun rumah itu meleset dari perkiraan laba kuartal pertama.
Sementara itu, saham Tesla naik 0,2% menjelang laporannya pada Rabu malam.
Analis rata-rata melihat pendapatan kuartal keempat S&P 500 naik 4,6% dari tahun ke tahun, dibandingkan dengan pertumbuhan 7,5% pada kuartal ketiga, menurut data LSEG.
“Pendapatan untuk semua kelas ekuitas mencapai puncaknya dan akan bergerak lebih rendah seiring melemahnya perekonomian dan terhentinya pertumbuhan pendapatan,” kata ahli strategi pasar global senior Wells Fargo Sameer Samana dalam sebuah catatan.
Baca Juga: Wall Street Naik, S&P 500 Cetak Rekor Tertinggi Dua Hari Berturut-turut
Kenaikan Wall Street baru-baru ini didorong oleh ekspektasi suku bunga yang lebih rendah dan optimisme seputar kecerdasan buatan, yang telah membantu mengangkat indeks chip Philadelphia sejauh ini lebih dari 5% pada tahun 2024, menambah lonjakan sebesar 65% pada tahun lalu.
Indeks pengeluaran konsumsi pribadi (PCE) yang menjadi ukuran inflasi pilihan Federal Reserve, serta pembacaan PMI Global S&P dan laporan PDB kuartal keempat pada minggu ini akan menjadi kunci dalam menilai keputusan suku bunga bank sentral berikutnya ketika bertemu pada hari Rabu pekan depan.
Berdasarkan jajak pendapat Reuters, The Fed akan menunggu hingga kuartal kedua sebelum memangkas suku bunga, dengan kemungkinan yang lebih besar terjadi pada bulan Juni dibandingkan bulan Mei.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News