Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Wall Street kembali ditutup lebih rendah setelah data menunjukkan pasar tenaga kerja yang ketat memperbaharui kekhawatiran bahwa Federal Reserve akan melanjutkan jalur agresif kenaikan suku bunga yang dapat membawa ekonomi ke dalam resesi.
Kamis (19/1), indeks Dow Jones Industrial Average ditutup turun 252,4 poin atau 0,76% menjadi 33.044,56, indeks S&P 500 melemah 30,01 poin atau 0,76% ke 3.898,85 dan indeks Nasdaq Composite koreksi 104,74 poin atau 0,96% ke 10.852,27.
Indeks S&P 500 dan Dow jatuh untuk sesi ketiga berturut-turut. Ini jadi penurunan beruntun terpanjang kedua indeks utama tersebut dalam sebulan.
Tekanan bagi bursa saham Amerika Serikat (AS) datang setelah laporan dari Departemen Tenaga Kerja menunjukkan, klaim pengangguran mingguan lebih rendah dari yang diharapkan. Ini menunjukkan pasar tenaga kerja tetap solid meskipun upaya Fed untuk menahan permintaan pekerja.
Ekspektasi bank sentral akan menurunkan ukuran kenaikan suku bunga pada pengumuman kebijakan bulan depan tidak berubah oleh laporan tersebut.
Baca Juga: Wall Street Tertekan Awal Perdagangan Kamis (19/1), Kinerja Emiten Diramal Memburuk
Investor telah mencari tanda-tanda kelemahan di pasar tenaga kerja sebagai bahan utama yang dibutuhkan The Fed untuk mulai memperlambat langkah-langkah pengetatan kebijakannya.
Data lain menunjukkan, aktivitas manufaktur di wilayah pertengahan Atlantik melemah lagi di bulan Januari. Sementara data dari departemen perdagangan mengonfirmasi resesi di pasar perumahan masih berlanjut.
"Apa yang kami lihat adalah pasar mengukir titik terendah dalam ketidakpastian sehingga berita tersebut kurang berpengaruh dan apa yang kami lihat hari ini hanyalah kelanjutan dari itu," kata Brad McMillan, Chief Investment Officer Commonwealth Financial Network, broker-dealer independen di Waltham, Massachusetts.
"Faktanya kita tidak melihat lebih banyak reaksi mengatakan banyak berita buruk di luar sana."
Di sisi lain, komentar terbaru dari pejabat The Fed terus menyoroti keterputusan antara pandangan bank sentral tentang tingkat terminal dan ekspektasi pasar.
Presiden Fed Boston Susan Collins menggemakan komentar dari pembuat kebijakan lain untuk mendukung kasus kenaikan suku bunga di atas 5%.
Tapi saham bergerak dari posisi terendah setelah wakil ketua The Fed Lael Brainard mengatakan The Fed masih "menyelidiki" tingkat suku bunga yang akan diperlukan untuk mengendalikan inflasi.
Pasar, bagaimanapun, melihat tingkat terminal di 4,89% pada bulan Juni dan sebagian besar memperkirakan kenaikan suku bunga 25 basis poin dari bank sentral AS pada bulan Februari, dengan penurunan suku bunga di paruh tahun lalu.
Baca Juga: Foxconn Kena Denda dari Taiwan Gara-gara Investasi ke China Tanpa Izin
Di sisi pendapatan, Procter & Gamble Co turun 2,11% setelah peringatan biaya komoditas menekan laba, meskipun perkiraan penjualan setahun penuh meningkat.
Menurut data Refinitiv, analis sekarang memperkirakan pendapatan tahuanan dari perusahaan S&P 500 turun 2,8% untuk kuartal keempat, dibandingkan dengan penurunan 1,6% di awal tahun.
Saham Netflix Inc ditutup anjlok 3,23% jelang hasil yang dijadwalkan untuk dirilis setelah bel penutupan pada hari Kamis. Tapi saham rebound 3,33% setelah membukukan keuntungan pelanggan untuk kuartal tersebut dan kepergian co-founder Reed Hastings sebagai kepala eksekutif untuk peran ketua eksekutif.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News