CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.902   -8,00   -0,05%
  • IDX 7.167   -48,04   -0,67%
  • KOMPAS100 1.095   -7,66   -0,69%
  • LQ45 872   -4,17   -0,48%
  • ISSI 217   -1,53   -0,70%
  • IDX30 446   -1,67   -0,37%
  • IDXHIDIV20 540   0,28   0,05%
  • IDX80 126   -0,86   -0,68%
  • IDXV30 136   0,18   0,13%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,19%

Walau penjualan menyusut, hold untuk saham semen


Senin, 15 Juni 2015 / 06:27 WIB
Walau penjualan menyusut, hold untuk saham semen


Reporter: Wuwun Nafsiah | Editor: Uji Agung Santosa

JAKARTA. Bendera setengah tiang berkibar di sektor semen. Cermati saja, sepanjang lima bulan 2015, angka penjualan bubuk abu-abu ini sekitar 22,9 juta ton. Angka ini merosot 3,8% dibandingkan periode sama tahun lalu, yakni 23,8 juta ton.

Analis UOB Kay hian, Marwan Halim dalam riset 11 Juni 2015 menyebutkan, pemicu pertama penurunan penjualan semen adalah pertumbuhan ekonomi di kuartal I-2015 yang di bawah harapan, yakni 4,7%; dibandingkan kuartal I-2014, yaitu 5,2%.

Faktor kedua, proyek infrastruktur pemerintah belum sepenuhnya dimulai. Ketiga, sepanjang kuartal I-2015, program satu juta rumah pemerintah masih dalam persiapan. "Hujan deras Februari 2015 juga menghambat distribusi semen," papar dia.

Meski demikian, total penjualan semen di Mei 2015 sebesar 4,8 juta ton, naik 7,2% dibanding April sebanyak 4,5 juta ton. Ini didorong mulainya musim kemarau, dan program sejuta rumah yang dimulai akhir April 2015.

Yang lain adalah groundbreaking proyek jalan tol trans Sumatera pada April, serta percepatan penyelesaian jalan tol Cikampek -Palimanan pada akhir Mei lalu. Marwan melihat, sektor semen belum membaik. Sebab, perekonomian melambat dan tingkat suku bunga tinggi.

Perubahan peraturan sektor properti serta ekspor komoditas menghambat permintaan properti. Akibatnya, konsumsi semen berkurang. Penurunan penjualan terbesar terlihat pada provinsi dengan ekonomi yang didorong komoditas.

Di Kalimantan Selatan penjualan semen turun 41%, Kalimantan Timur merosot 24%, di Kalimantan Tengah turun 13%, dan di Lampung berkurang 16%. Bahkan, penjualan di Jawa Barat yang merupakan konsumen semen tertinggi justru turun 8,3%. PT Semen Baturaja Tbk (SMBR) menjadi satu-satunya emiten dengan penjualan semen yang meningkat hingga bulan kelima tahun ini.

Sementara penjualan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) anjlok 7,8% akibat turunnya penjualan di Jawa Barat, Jakarta, dan Kalimantan Selatan. Namun, ini diimbangi harga jual rata-rata di kuartal I-2015 naik 4,6% , lebih tinggi dari industri yang sebesar 3,4%. Penjualan properti turun Penjualan PT Holcim Indonesia Tbk (SMCB) juga melorot 5,6% karena konsumsi semen di Jawa Barat, Yogyakarta, dan Jawa Timur menurun.

Sementara, penurunan penjualan PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) paling kecil, yakni 4,2%, karena dominasi di Sumatera Barat, Kalimantan Barat, Sulawesi Tenggara dan Kepulauan Riau.

Analis NH Korindo Securities, Reza Priyambada mengingatkan, penjualan semen tergantung properti dan infrastruktur. Karena itu, pertumbuhan penjualan semen masih mini. Ini seiring realisasi marketing sales sejumlah emiten properti per April 2015 yang belum sesuai target.

Di samping itu, Reza melihat, proyek infrastruktur pemerintah belum banyak terealisasi. "Ekspansi pemerintah belum jelas, masih seperti awal tahun ini. Sementara semester II belum bisa berharap banyak," ujar dia. Memasuki Ramadan dan Idul Fitri, pembangunan biasanya melambat.

Jika di kuartal III-2015 pemerintah menggenjot ekspansi infrastruktur, Reza berharap, permintaan semen terdorong. Apalagi, Desember musim libur, permintaan semen melambat. Menurut Marwan, volume penjualan di Mei menunjukkan tanda-tanda perbaikan.

Meski penjualan Mei turun, Marwan optimistis, volume penjualan semen hingga akhir tahun tumbuh akan 5%-7% menjadi 62 juta-64 juta ton. Dia memperkirakan, penjualan pulih di kuartal II-2015 dan menjadi lebih baik. Faktor pendukungnya antara lain proyek sejuta rumah, jalan tol, smelter, pembangkit listrik, MRT, jalan kereta api, serta pelabuhan.

Reza meramal, penjualan semen tahun ini hanya tumbuh 2%-3%. Tapi, jika pemerintah mempercepat infrastruktur di semestar II, penjualan bisa naik 7%. Jika pembangunan infrastruktur berlanjut di 2016, penjualan semen tumbuh 10%. Reza masih merekomendasikan, hold untuk saham di sektor semen. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×