kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Waktunya belanja obligasi korporasi


Jumat, 13 Januari 2012 / 07:10 WIB
Waktunya belanja obligasi korporasi
ILUSTRASI. Pasca rincian kontrak bocor, Lionel Messi dan Barcelona akan tempuh jalur hukum. REUTERS/Albert Gea


Reporter: Albertus M. Prestianta, Ruisa Khoiriyah |

JAKARTA. Keputusan Bank Indonesia (BI) menahan bunga acuan di level 6%, meniupkan angin segar bagi pelaku pasar obligasi. Aksi penjualan obligasi yang sempat kencang sepekan terakhir akibat spekulasi bunga acuan, otomatis mulai teredam.

Indeks IDMA yang mengukur harga Surat Utang Negara (SUN) terangkat tipis 0,11% ke posisi 112,28, kemarin (12/1). Handy Yunianto, Head of Fixed Income Research Mandiri Sekuritas, menuturkan, besaran BI rate terbaru sesuai dengan harapan pasar. Kenaikan harga SUN pun tidak dramatis. "Investor asing yang kemarin keluar, saat ini sudah masuk lagi," kata dia, kemarin (12/1).

Investor asing banyak melepas SUN sebagai aksi ambil untung alias profit taking seiring memuncaknya spekulasi pemangkasan BI rate dan meningkatnya ekspektasi inflasi imbas dari rencana pembatasan BBM bersubsidi.

Ariawan, analis Mega Capital Indonesia, memprediksi, hingga paruh pertama tahun ini, yield obligasi negara bertenor 10 tahun akan bertahan di kisaran 6,0%-6,4%. Dengan yield di kisaran itu, obligasi RI dinilai masih tetap jauh lebih menarik ketimbang yield obligasi negara lain.

Yudistira Slamet, analis obligasi Danareksa Sekuritas, memperkirakan, kepemilikan asing di SUN tahun ini bisa meningkat menjadi 32% dari total SUN di pasar. Per 10 Januari, SUN asing mencapai Rp 220,32 triliun atau 30% dari total SUN yang diperdagangkan di pasar.

Pasar obligasi negara memang masih dihantui ancaman kenaikan laju inflasi akibat rencana pembatasan penggunaan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi, April 2012 nanti. Namun, para analis menilai efek kebijakan energi pemerintah relatif kecil untuk inflasi. "Kemungkinan akan naik 0,9%," kata Handy.

Diversifikasi obligasi

I Made Adi, Analis Obligasi NC Securities, menambahkan, kenaikan inflasi kemungkinan baru berefek di semester II-2012. Harga SUN bisa ikut goyang. "Tahun ini, return SUN saya perkirakan hanya berkisar 10%-15%," kata dia.

Sementara arah harga SUN di paruh pertama tahun ini, cenderung menguat, kendati nilainya terbatas. Untuk SUN benchmark FR0061 tenor 10 tahun, prediksi Made, harga berpotensi naik ke kisaran 105,6-106,8, dengan yield sekitar 6,1%-6,25%.

Harga SUN seri acuan itu, kemarin, naik menjadi 106,45 dengan yield 6,146%. Sedangkan SUN seri benchmark tenor lima tahun FR0060 harganya naik ke 104,1 dan yield 5,34%. "Pergerakan masih fluktuatif karena kondisi ekonomi Eropa yang belum pasti," imbuh Ariawan.

Tiga tahun ini, yield obligasi pemerintah terus menurun. Investor SUN selama tahun lalu berhasil mengantongi return sebesar 22,5%.

Made menilai, SUN masih menarik sebagai instrumen obligasi meski harga dan potensi return sudah terbatas. "Posisi saat ini sudah disesuaikan dengan tingkat bunga acuan dan peringkat investasi Indonesia," kata dia.

Jika mengincar keuntungan yang lebih tinggi daripada investasi di obligasi negara, pemilik dana bisa melakukan trading. Ariawan sepakat, fluktuasi SUN lebih tinggi hingga bisa memberi return optimum, bagi trader jika dilakukan dengan tepat.

Namun, bagi investor tipikal konservatif yang mengincar yield tinggi, obligasi korporat bisa menjadi pilihan karena kuponnya bisa 100-200 bps di atas SUN benchmark.

Yudhistira merekomendasikan hal yang senada. Melihat faktor inflasi dan posisi bunga acuan yang landai, diversifikasi portofolio ke obligasi korporasi akan menarik. "Risk premium obligasi korporasi menarik. Di sisi lain, obligasi korporasi di sektor perbankan dan infrastruktur tidak terpengaruh kondisi eksternal karena basis pasarnya di dalam negeri," paparnya.

Terlebih, tahun ini penerbitan obligasi semakin semarak. Nilai emisi diperkirakan menembus Rp 40 triliun. Banyaknya korporasi yang berniat menerbitkan obligasi akan meningkatkan persaingan.

Calon emiten obligasi akan bersaing menawarkan bunga yang tinggi. Persaingan itu tak terhindarkan karena total nilai obligasi korporasi yang jatuh tempo Rp 26 triliun. n

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×