Reporter: Muhammad Khairul | Editor: Asnil Amri
JAKARta. Membuka pekan pertama April, harga minyak sawit mentah terbang tinggi. Di Malaysia Derivatives Exchange, kontrak pengiriman crude palm oil (CPO) untuk Juni 2012, melejit hampir 3% menjadi RM 3.527 atau US$ 1.154 per metrik ton. Ini adalah harga tertinggi CPO sejak 10 Maret 2011.
Di Bursa Komoditas dan Derivatif Indonesia, kontrak pengiriman CPO tembus hingga Rp 10.520 per kilogram, naik 2,83% dibandingkan harga akhir pekan lalu.
Pengungkit terkini harga CPO adalah penguatan harga komoditas subsitusinya, yakni kedelai. Harga kedelai diprediksi naik karena menyempitnya luas areal perkebunan kedelai di Amerika Serikat (AS), yang berpotensi menurunkan persediaan minyak masak (vegetable oil) dunia.
Departemen Pertanian AS pekan lalu mengungkapkan, luas areal penanaman kedelai tahun ini seluas 73,902 juta hektar. Angka itu menurun 1,4% dari tahun sebelumnya, dan terendah dalam lima tahun terakhir.
“Berdasar survei USDA, para petani berniat mengurangi lahan untuk kedelai, dan demi meningkatkan pertumbuhan jagung," ujar Ivy Ng, Analis CIMB Group Holding, seperti dikutip Bloomberg, kemarin (2/4).
Belum cukup kuat
Sentimen positif CPO juga datang dari dari penurunan stok jagung yang berpotensi mendongkrak harga gandum. Paramalingam Subramaniam, Direktur Pelindung Bestari Sdn., menuturkan, kenaikan CPO sejak awal tahun ini merupakan kulminasi dari musim kemarau di Amerika Selatan.
Renji Betari, Analis Pasar Fisik Komoditas SoeGee Futures, menambahkan, kenaikan CPO kemarin terbilang gap-up atau tiba-tiba. "Sejak pembukaan perdagangan, sudah lompat 2%," kata dia.
Pengerek harga CPO menurutnya juga terpicu sentimen pemulihan ekonomi di AS dan China, importir terbesar CPO. Purchasing Manager Index (PMI) China Maret lalu naik menjadi 53,1. Sedangkan di AS, pertumbuhan tenaga kerja mencatat kenaikan dalam empat bulan berturut-turut.
Penguatan valuta Eropa, euro, juga turut mendongkrak pamor aset berisiko termasuk kontrak komoditas. "Kenaikan euro akan mendukung penguatan harga CPO setidaknya hingga April pekan kedua," imbuh Renji.
Dia memprediksi, selama satu bulan ini, harga CPO akan bergerak dari RM 3.460 hingga RM 3.580 dengan tren bullish. “Jika resistance dilewati, ada peluang menuju RM 3.650,” tutur dia.
Suluh A. Wicaksono, Kepala Analis Askap Futures, menilai, melesatnya CPO kali ini belum signifikan. Jika ditilik, harga kontrak CPO pengiriman April, Mei, dan Juni, kenaikan harganya tidak terlalu jauh dengan selisih antara RM 60-RM 80.
Prediksi Suluh, pekan ini CPO akan bergerak naik di rentang RM 3.500-RM 3.600. Peluang harga CPO menembus RM 3.700 per ton, terbuka, namun sulit terjadi dalam dua bulan ke depan.
Pasalnya, sejauh ini belum ada faktor fundamental yang mendukung pamor CPO. “Selama ini penggeraknya adalah kedelai,” tandas Sulih. Harga CPO belum akan menanjak seekstrem Maret 2008 silam. Saat itu, komoditas pangan tersebut melambung hingga RM 4.500 per ton.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News