Sumber: Bloomberg | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Rupiah kembali melemah pada transaksi pagi ini (21/12). Bahkan pelemahannya mencatatkan yang terbesar dalam enam bulan terakhir. Data Bloomberg menunjukkan, pada pukul 09.41, pelemahan rupiah mencapai 1,4% menjadi 9.785 per dollar AS. Ini merupakan pelemahan terbesar sejak 7 Juni lalu.
Jika dihitung, rupiah sudah keok 7,3% di sepanjang tahun ini. Hal tersebut menjadikan mata uang Garuda sebagai mata uang dengan performa terburuk di antara 10 mata uang Asia lainnya, di luar yen Jepang.
Menurut analis, aksi jual rupiah dipicu oleh kecemasan investor mengenai defisit neraca perdagangan Indonesia yang semakin membengkak. Kondisi itu menyebabkan investor asing menarik dana investasinya dari Indonesia.
"Kami memprediksi rupiah masih menjadi mata uang dengan performa buruk di kawasan Asia. Neraca perdagangan Indonesia masih terlihat lemah, yang pada akhirnya menekan rupiah," urai Prakriti Sofat, regional economist Barclays Plc di Singapura.
Catatan saja, Indonesia membukukan defisit neraca perdagangan rekor yang mencapai 2,14% dari Produk Domestik Bruto (PDB) dalam tiga bulan yang berakhir September. Penurunan tersebut sudah berlangsung selama tiga kuartal berturut-turut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News