Reporter: Kenia Intan | Editor: Khomarul Hidayat
Tidak jauh berbeda, analis Senior CSA Research Institute Reza Priyambada berpendapat, penguatan IHSG sangat bergantung pada sentimen positif yang ada di pasar, utamanya terkait wabah corona (Covid-19). Sehingga penguatan IHSG di bulan April belum dapat dipastikan apakah akan terus berlanjut ke depan.
Walaupun demikian, Reza tidak memungkiri IHSG di kuartal II 2020 ada harapan menguat. Sebab, pelaku pasar mulai terbiasa dengan sentimen dan efek negatif dari Covid-19 sehingga tekanan mulai berkurang.
Adapun selain kemajuan penanganan Covid-19, sentimen yang masih mungkin mempengaruhi IHSG adalah pergerakan harga komoditas, serta kebijakan negara-negara dalam bertahan di tengah kondisi seperti sekarang ini.
Baca Juga: Usai libur Lebaran, saham-saham ini layak dilirik
"Hingga akhir tahun, bisa menuju level 4.850 hingga 5.150," kata Reza ketika dihubungi Kontan.co.id, Rabu (20/5).
Meskipun secara tahunan memang menurun, akan tetapi jika dibandingkan dengan kondisi saat ini proyeksi tersebut tidak begitu buruk. Asal tahu saja, IHSG di akhir tahun 2019 tercatat di level 6.299,54.
Sementara, riset Mirae Asset Sekuritas mempertimbangkan IHSG akan bertumbuh 2% di akhir tahun 2020. Target tersebut dipangkas dari sebelumnya 5%. Adapun di akhir tahun, IHSG diprediksi mencapai 5.180 dari target sebelumnya 6.500.
Level yang diharapkan itu mungkin tecapai dengan catatan, tidak ada gelombang kedua Covid-19 di Indonesia dan di negara-negara partner dagang seperti China dan India. Selain itu, harga crude palm oil (CPO) yang stabil sekitar MYR 2.100 per ton.
Jika nantinya vaksin Covid-19 bisa diproduksi secara massal dan harga CPO kembali meningkat, maka IHSG memungkinkan menguat ke level 5.830. Namun, jika gelombang kedua Covid-19 terjadi, ekonomi AS mengalami resesi, serta harga CPO terkoreksi di bawah MYR 2.000 per ton, maka Mirae Aset Sekuritas memprediksi IHSG kemungkinan akan semakin tertekan hingga level 4.160.
Sementara itu, Herditya memperkirakan, pergerakan IHSG hingga akhir tahun masih cenderung sideways.
Baca Juga: Di tengah penurunan pasar, analis menyebut saham grup Astra dan Salim masih bagus
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News