kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.172   20,00   0,12%
  • IDX 7.071   87,46   1,25%
  • KOMPAS100 1.057   17,05   1,64%
  • LQ45 831   14,47   1,77%
  • ISSI 214   1,62   0,76%
  • IDX30 424   7,96   1,91%
  • IDXHIDIV20 511   8,82   1,76%
  • IDX80 121   1,93   1,63%
  • IDXV30 125   0,91   0,73%
  • IDXQ30 141   2,27   1,63%

Volume transaksi obligasi korporasi tumbuh lebih kencang dibanding transaksi SUN


Selasa, 22 Mei 2018 / 16:34 WIB
Volume transaksi obligasi korporasi tumbuh lebih kencang dibanding transaksi SUN
ILUSTRASI. Aktivitas Penjualan Saham dan Surat Berharga Lainnya


Reporter: Dimas Andi | Editor: Sofyan Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasar obligasi korporasi relatif masih menarik di tengah banyaknya sentimen negatif yang terjadi beberapa bulan terakhir. Buktinya, walau dari sisi nilai transaksi masih terbilang rendah, namun volume transaksi obligasi korporasi dalam empat bulan terakhir tumbuh lebih tinggi ketimbang obligasi pemerintah.

Data IDX menunjukkan sejak awal tahun volume transaksi obligasi korporasi di pasar sekunder tumbuh 80,99% (Ytd) dari Rp 17,47 triliun di bulan Januari menjadi Rp 31,62 triliun per April lalu. Sebaliknya, volume transaksi obligasi pemerintah justru turun 19,77% (Ytd) dari Rp 566,27 triliun menjadi Rp 454,31 triliun pada bulan April.

Analis Fixed Income MNC Sekuritas, I Made Adi Saputra menganggap wajar ketika volume transaksi obligasi korporasi terus meningkat sepanjang tahun ini. Pasalnya, obligasi tersebut relatif lebih tahan terhadap tekanan eksternal. Hal ini didukung pula oleh komposisi kepemilikan dana investor asing dalam pasar obligasi Indonesia rata-rata hanya sekitar 7,5% dalam beberapa tahun terakhir.

Kondisi berbeda terjadi di pasar obligasi pemerintah yang mana komposisi kepemilikan dana investor asing mencapai kisaran 38% dari total outstanding obligasi tersebut. Alhasil, tekanan eksternal seperti ekspektasi kenaikan suku bunga acuan AS yang diikuti oleh tren pelemahan rupiah membuat investor asing di pasar obligasi pemerintah rentan melakukan aksi jual.

“Sebagian investor mulai melirik obligasi korporasi karena risiko koreksinya tidak separah obligasi pemerintah,” katanya, Senin (21/5).

Enrico Tanuwidjaja, Head of Economics & Research Finance & Corporate Service UOB Indonesia menambahkan, tawaran kupon yang lebih tinggi daripada obligasi pemerintah membuat volume transaksi obligasi korporasi terus meningkat.

Hal ini didukung pula oleh tren kenaikan yield Surat Utang Negara (SUN), sehingga membuat yield obligasi korporasi mau tak mau menyesuaikan tren tersebut walau secara perlahan.

Di samping itu, peningkatan volume transaksi obligasi korporasi juga didorong oleh adanya Peraturan dari Bank Indonesia atau PBI No. 20/4/PBI/2018 mengenai rasio intermediasi makroprudensial.

Dalam aturan tersebut, bank dimungkinkan untuk membeli surat berharga seperti obligasi korporasi dan dapat dihitung sebagai pembiayaan yang disalurkan. Jika bank tidak mampu memenuhi peraturan tersebut, maka akan dikenakan disisentif. “Peraturan ini mampu mendorong permintaan obligasi korporasi dari perbankan,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×