kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Volume penjualan Gudang Garam (GGRM) turun 8,8% pada semester I 2020


Senin, 24 Agustus 2020 / 19:01 WIB
Volume penjualan Gudang Garam (GGRM) turun 8,8% pada semester I 2020
ILUSTRASI. Warga melistas di depan pabrik rokok PT Gudang Garam Tbk di Kelurahan Bolowerti, Kota Kediri, Jawa Timur, Sabtu (27/8). Pemerintah daerah setempat mendapatkan subsidi keuangan dari pabrik rokok tersebut sebesar 80 persen dan juga mendapatkan dana bagi has


Reporter: Nur Qolbi | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Produsen rokok PT Gudang Garam Tbk (GGRM) mencatatkan penurunan volume penjualan sebesar 8,8% pada paruh pertama tahun ini. Alhasil, total volume penjualan GGRM berkurang dari 46,6 miliar batang pada semester 1-2019 menjadi 42,5 miliar batang pada semester 1-2020.

Penurunan terbesar terjadi pada produk sigaret kretek mesin rendah tar nikotin (SKM LTN). Penjualan produk ini merosot 45,6% year on year (yoy), dari 4,2 miliar batang menjadi 2,3 miliar batang.

Sementara itu, penjualan sigaret kretek mesin full flavoured (SKM FF) turun 6,6% yoy menjadi 35,8 miliar batang dari sebelumnya 38,3 miliar batang. Sebaliknya, penjualan sigaret kretek tangan (SKT) tumbuh 7,5% yoy, dari 4,2 miliar batang menjadi 4,5 miliar batang.

Baca Juga: Ini kelanjutan pembangunan bandara Kediri oleh Gudang Garam (GGRM)

Direktur PT Gudang Garam Tbk, Heru Budiman, mengatakan, brand SKM FF seperti Surya dan Gudang Garam International masih menjadi produk andalan GGRM. "Brand-brand tersebut, yang sudah ada dari dulu memang mengalami penurunan, tetapi tetap menempati porsi yang dominan," tutur Heru dalam paparan publik virtual, Senin (24/8).

Meski total volume penjualan rokok turun, pendapatan Gudang Garam pada semester 1-2020 masih tumbuh 1,7% yoy, dari Rp 52,75 triliun menjadi Rp 53,66 triliun.

Heru menjelaskan, kenaikan pendapatan di tengah penurunan volume penjualan ini disebabkan oleh kenaikan harga jual produk GGRM yang terjadi mulai Februari dan Maret 2020.

Baca Juga: Intip saham-saham paling banyak dikoleksi asing kemarin, Selasa (18/8)

Hal ini terjadi seiring dengan peningkatan tarif cukai yang berlaku mulai Januari 2020. Menurut Heru, kenaikan terbesar dalam harga pokok penjualan GGRM adalah tarif cukai yang naik 26% untuk SKM dan 12% untuk SKT.

"Kenaikan beban cukai tersebut belum kami masukkan ke kenaikan harga kami seluruhnya sehingga itu mengurangi gross margin Gudang Garam," kata dia.

Berdasarkan materi paparan publik, gross margin GGRM menurun dari 18,9% pada semester 1-2019 menjadi 16,1% pada semester 1-2020. Sementara itu, laba bersih GGRM terkoreksi 10,7% yoy, dari Rp 4,28 triliun menjadi Rp 3,82 triliun.

Terkait proyeksi pendapatan dan volume penjualan hingga akhir tahun 2020, GGRM belum bisa memprediksikan angkanya.

"Mengingat, pandemi Covid-19 masih memiliki dampak pada daya beli masyarakat khususnya di level bawah. Alhasil, susah sekali untuk menentukan kapan atau akan ada tidaknya kesempatan kami untuk menaikkan harga jual tanpa menciptakan penurunan volume yang lebih dalam," ungkap Heru.

Baca Juga: Saham-saham yang dikoleksi asing saat IHSG menguat 0,90% ke 5.295, Selasa (18/8)

Rencana kenaikan tarif cukai 2021

Pemerintah berencana untuk kembali menaikkan tarif cukai di atas 8% pada 2021 mendatang. Merespons hal ini, Heru mengatakan bahwa Gudang Garam belum memperoleh dokumen angka persis kenaikannya sehingga belum bisa memperhitungkan dampaknya.

Yang jelas, apabila kenaikan cukai tidak bisa diteruskan pada kenaikan harga jual, maka akan menggerus keuntungan perusahaan.

"Pada saat yang sama, kalau kami naikkan harga, maka itu bergantung pada pertumbuhan daya beli konsumen. Jadi kalau daya beli tetap lemah, tentu akan terjadi penurunan volume," ucap dia.

Menurut Heru, GGRM berusaha untuk tidak menjadi perusahaan dengan harga rokok paling mahal. Oleh karena itu, setiap kenaikan tarif cukai bakal diteruskan ke kenaikan harga jual secara bertahap.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×