Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Avanty Nurdiana
JAKARTA. PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) menggenjot berbagai proyek infrastruktur gas. Laporan keuangan PGAS tahun 2013 mengungkapkan bahwa PGAS sudah hampir merampungkan beberapa proyek pembangunan infrastruktur yang menelan dana investasi hingga US$ 290,6 juta.
Proyek-proyek tersebut terbagi menjadi tiga. Pertama, pembangunan LNG Floating Storage and Regasification Facilities (FSRF). Proyek ini meliputi pembangunan pipa offshore sepanjang kurang lebih 21 kilometer (km) dari fasilitas penambah FSRU, di Labuhan Maringai.
Dalam paket proyek ini, PGAS juga menggarap proyek jalur distribusi gas Lampung yakni di jalur Labuhan Maringgai-Tanjung Karang sepanjang 88 km. Manajemen PGAS menargetkan proyek FSRF dan distribusi gas Lampung bakal selesai di Juni 2014.
Hingga Desember tahun lalu, PGAS sudah merealisasikan biaya pembangunan proyek ini sebesar US$ 101,20 juta. Proyek ini diperkirakan menelan dana sampai US$ 311,44 juta.
Kedua, PGAS bakal menyelesaikan paket proyek Invitation for Bid 4 terkait dengan pengadaan engineering, supply and installation. PGAS sudah menggunakan 74% anggaran proyek dan diharapkan kelar pada bulan Maret ini. Belanja yang sudah digelontorkan untuk proyek tersebut mencapai US$ 28,9 juta dengan estimasi nilai investasi sebesar US$ 37,09 juta.
Ketiga, penyelesaian proyek jalur gas Cikande-Bitung yang hampir selesai dan proyek pipa baja Muara Bekasi-Muara Karang sepanjang 45 km yang bakal selesai pada tahun 2015. Di proyek ini, PGAS mengeluarkan biaya proyek hingga senilai US$ 160,5 juta dari total kebutuhan US$ 213,93 juta.
Selain proyek tersebut, pada tahun ini PGAS juga akan membangun proyek pipa gas Kalimantan-Jawa (Kalija). "Akan groundbreaking di bulan ini. Tengah dipersiapkan pembangunannya," ujar Head of Corporate Communication PGAS Ridha Ababil, kepada KONTAN, pekan lalu.
Pada tahap awal, pembangunan akan dilakukan di Kalija Tahap I (Kepodang-Semarang). PGAS akan mengakuisisi 80% saham PT Kalimantan Jawa Gas, anak usaha PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR). Ini adalah perusahaan pengelola pipa transmisi milik BNBR yang memenangkan tender tahun 2006. Ridha bilang, investasi proyek ini senilai US$ 150 juta hingga US$ 175 juta untuk mendanai perusahaan tersebut dalam menggelar proyek Kalija tahap I. "Pendanaannya sudah disiapkan," kata Ridha.
Belanja modal
Tahun ini PGAS memang menganggarkan belanja modal yang cukup fantastis yakni senilai US$ 1,25 miliar. Belanja modal itu digunakan berbagai proyek pembangunan distribusi dan transmisi pipa gas. Belanja modal itu juga akan digunakan untuk pengembangan Blok Ujung Pangkah yang baru diakuisisi dari Hess Corporatoon.
Sampai akhir tahun lalu, total dana kas setara kas sebesar US$ 1,32 miliar. Sementara pendapatan PGAS di 2013 meningkat 16,28% menjadi US$ 3 miliar, dengan laba bersih sebesar US$ 861 juta atau turun 3,2%.
Adrianus Bias Prasuryo, analis Samuel Sekuritas Indonesia menilai, penurunan laba bersih PGAS lebih karena depresiasi yen terhadap dollar AS sebesar 7,2% di kuartal IV tahun lalu. "Ini menimbulkan efek ke utang PGAS dalam yen, yang mencapai 71% dari total utang di tahun 2013," ujar dia dalam risetnya. Total kewajiban PGAS sendiri mencapai US$ 1,63 miliar.
Tahun ini, volume penjualan PGAS diprediksi bakal meningkat. Analis Bahana Securities, Jennifer Frederika Yapply memproyeksikan, volume gas transmisi PGAS tahun ini bisa naik menjadi 865 juta kaki kubik (mmscfd) dari 839 mmscfd di tahun lalu.
Karena itu Jeniffer, merekomendasikan buy saham PGAS dengan target harga Rp 5.400. Jumat (7/3), harga PGAS turun 0,8% ke Rp 4.960.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News