Reporter: Annisa Aninditya Wibawa | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Di tengah rencana pengambilalihan PT Pertamina (Persero), PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk (PGAS) ingin terus berekspansi. Tahun ini, PGAS menganggarkan belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar US$ 1,25 miliar atau setara Rp 15 triliun. Nilai tersebut melonjak 733% dari capex tahun lalu yakni US$ 150 juta.
Rencananya, 16% atau US$ 200 juta atau sekitar Rp 2,4 triliun akan digunakan untuk pembangunan distribusi dan transmisi pipa. Kemudian, 32% atau US$ 400 juta atau Rp 4,8 triliun digunakan untuk penyertaan anak usaha. PGAS pun tengah mengembangkan jaringan untuk kilang Liquified Natural Gas (LNG) Floating Storage Regasification Unit (FSRU) di Lampung.
Direktur Utama PGAS, Hendi Prio Santoso bilang, pihaknya akan membangun LNG plant sebagai basis untuk melakukan feeder ke daerah yang tak tersambung pipa. Ia berharap, FSRU di Lampung ini dapat mulai beroperasi pada semester kedua. Nantinya pada tahap mulai, kapasitas produksinya pun dapat bertambah sekitr 60 mmscfd.
Terakhir, PGAS menganggarkan 52% atau US$ 650 juta atau Rp 7,8 triliun untuk pada pengembangan Blok Ujung Pangkah. Di sini, PGAS melakukan pengambilalihan dari Hess Corporation melalui anak usahanya PT Saka energi Indonesia.
Untuk capex dengan angka sejumbo itu, PGAS percaya diri dengan mengandalkan kas internal. Investor Relation PGAS Nusky Suyono bilang, pihaknya memiliki kas internal sejumlah US$ 1,2 juta di akhir 2012. Lalu pada 2013, PGAS membayar dividen kepada pemegang saham senilai US$ 400 juta. Berarti, kasnya masih tersisa US$ 400 juta dan diperkirakan telah bertambah saat ini. Sedangkan untuk Blok Ujung Pangkah, Nusky bilang bahwa dananya telah dipersiapkan sejak tahun lalu.
Saat ini, PGAS pun akan terus mencari peluang untuk berkembang secara anorganik. Sayangnya, Direktur Investments Planning and Risk Management PGAS Muhammad Wahid Sutopo tak mau menyebut berapa nilai yang pihaknya targetkan untuk itu. Ia hanya mengatakan bahwa dana yang pihaknya siapkan untuk akusisi blok baru tak akan lebih besar dibanding nilai akuisisi Blok Ujunh Pangkah.
Sutopo merasa, PGAS bisa memperoleh kenaikan volume penjualan sekitar 5% sampai 10% tahun ini. Pada akhir 2013 kemarin, volume penjualannya diperkirakan sekitar 825 mmscfd.
Saham PGAS tutup di harga Rp 4.830. Angka tersebut meningkat 0,21% dibanding hari sebelumnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News