kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   -13.000   -0,85%
  • USD/IDR 16.209   -29,00   -0,18%
  • IDX 7.102   5,54   0,08%
  • KOMPAS100 1.062   -0,35   -0,03%
  • LQ45 836   -0,23   -0,03%
  • ISSI 215   0,46   0,22%
  • IDX30 426   -0,28   -0,07%
  • IDXHIDIV20 515   1,31   0,26%
  • IDX80 121   -0,12   -0,10%
  • IDXV30 125   -0,50   -0,40%
  • IDXQ30 142   0,17   0,12%

Virus corona menekan harga minyak, berikut prediksi analis


Selasa, 28 Januari 2020 / 20:30 WIB
Virus corona menekan harga minyak, berikut prediksi analis
ILUSTRASI. Harga minyak.


Reporter: Muhammad Kusuma | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak mentah dunia terus tertekan dipicu oleh kecemasan terhadap wabah virus corona dari Wuhan, China. Mengutip Bloomberg, Selasa (28/1) pukul 20.10 WIB, harga minyak jenis west texas intermediate (WTI) untuk pengiriman Maret 2010 di New York Mercantile Exchange ada di US$ 53,43 per barel, naik 0,54%  dari sehari sebelumnya yang ada di US$ 53,14 per barel. Namun, bila dihitung selama sepekan, harga minyak masih turun 8,47% dari level US$ 58,38 per barel. 

Analis PT Finex Berjangka Nanang Wahyudin mengatakan, meskipun mengalami rebound, harga minyak masih akan turun. Menurutnya, virus corona menjadi faktor utama yang memicu pasar minyak bergejolak. 

Baca Juga: Harga minyak mentah mulai rebound, minyak WTI ke US$ 53,22 dan Brent ke US$ 58,58

Investor yang sebelumnya berinvestasi pada minyak melakukan penarikan besar-besaran sehingga harga minyak menjadi tertekan.

“Kekhawatiran virus akan mengurangi konsumsi bahan bakar karena perjalan dibatasi,” jelasnya kepada Kontan.co.id Selasa (28/1).

Harga minyak akan terus memburuk apabila virus corona masih belum dapat teridentifikasi dan terus menyebar. Bahkan Nanang memperkirakan harga minyak dapat menyentuh level US$ 50,5 per barel jika wabah penyakit ini terus mengancam.

Analis Central Capital Futures Wahyu Tribowo Laksono mengatakan virus corona akan berdampak pada minyak karena sektor pariwisata dan perhubungan khususnya transportasi udara akan dibatasi oleh pemerintah China.

Berkurangnya jumlah penerbangan dari dan ke China membuat permintaan minyak mentah dan produk turunannya menurun. Padahal pasokan minyak terlampau banyak.

“Jelas efek kepada perhubungan atau transportasi khususnya penerbangan memang signifikan dan akhirnya menekan harga minyak,” terangnya.



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×