Reporter: Khomarul Hidayat | Editor: Khomarul Hidayat
Otoritas kesehatan khawatir tingkat infeksi virus ini dapat meningkat selama liburan Tahun Baru Imlek akhir pekan ini, ketika jutaan orang China bepergian.
Pengalaman dengan wabah sebelumnya seperti SARS pada tahun 2003 dan MERS dari 2012 menunjukkan dampak ekonomi dari wabah relatif kecil. Namun, penyebaran virus ini membuat pasar rentan terhadap berita mengecewakan tentang konsumsi minyak.
Baca Juga: China perluas karantina raksasa ke 13 kota dengan 41 juta penduduk
Apalagi, data hitungan rig di Amerika Serikat (AS) yang terbaru, indikasi pasokan masa depan dari produsen minyak mentah terbesar di dunia, tidak banyak mendukung harga minyak karena perusahaan energi menambahkan rig minyak untuk minggu kedua berturut-turut.
Juga laporan pasokan terbaru pemerintah AS pada Kamis (23/1) menunjukkan stok bensin bertambah untuk minggu ke 11 berturut-turut ke rekor tertinggi.
"Sulit untuk mendapatkan (tentang) pasar minyak yang konstruktif sampai kita melihat lebih banyak penurunan dalam inventaris dunia," kata Andy Lipow, presiden Lipow Oil Associates di Houston yang dikutip Reuters.
Persediaan minyak di dunia industri yang lebih luas berada di atas rata-rata lima tahun, menurut data OPEC, yang menurut para analis membatasi dampak dari kehilangan pasokan.
Baca Juga: Terus bertambah, korban meninggal akibat virus corona jadi 26 orang
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News