kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Valuasi Murah dan Tahan Banting, Ini Rekomendasi Saham Konsumen Primer


Selasa, 10 Januari 2023 / 20:28 WIB
Valuasi Murah dan Tahan Banting, Ini Rekomendasi Saham Konsumen Primer
ILUSTRASI. rekomendasi saham konsumen primer


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergejolak hingga ambles 3,33% sejak permulaan tahun 2023. Sampai dengan perdagangan Selasa (10/1), hanya ada dua sektor yang mencatatkan penguatan, salah satunya IDX sektor consumer non-cyclicals.

Ketika sembilan sektor lain memerah, sektor yang menaungi saham-saham barang konsumen primer ini masih bisa tumbuh 0,66%. Sejumlah analis pun menilai sektor barang konsumen primer sebagai pilihan investasi yang menarik pada tahun ini.

Equity Research Analyst Phintraco Sekuritas Rio Febrian melihat di tengah gejolak pasar saham dan kondisi ekonomi yang dibayangi ketidakpastian, pelaku pasar cenderung mencari saham tahan banting alias defensif. "Salah satu sektor yang rate defensif adalah consumer non-cyclicals," ujar Rio kepada Kontan.co.id, Selasa (10/1).

Research Analyst Infovesta Kapital Advisori, Arjun Ajwani mengamini, sektor konsumen primer relatif tangguh terhadap efek resesi global maupun domestik. Lantaran emiten di sektor ini bergerak pada segmen perdagangan yang dibutuhkan masyarakat, sehingga kinerjanya ditaksir positif dalam jangka menengah hingga akhir tahun 2023.

"Investor lebih milih menempatkan dana di saham sektor ini, di tengah ketidakpastian yang pasar sedang alami saat ini. Menurut saya sektor konsumen primer akan menjadi salah best performer di tahun 2023," sebut Arjun.

Baca Juga: IHSG Berpeluang Untuk Teknikal Rebound Pada Rabu (11/1)

Equity Research Analyst Pilarmas Investindo Sekuritas Desy Israhyanti menambahkan, katalis positif bagi emiten barang konsumen primer adalah kenaikan upah minimum yang bisa menjaga daya beli masyarakat. Ditambah dengan dimulainya tahun politik yang akan menggairahkan konsumsi.

Di sisi lain, Rio menyoroti tren penurunan harga sejumlah komoditas energi dan bahan baku, termasuk minyak. Harga Bahan Bakar Minyak (BBM) telah mendapat penyesuaian yang dapat menekan biaya emiten. "Sehingga, secara margin perusahaan consumer non-cyclicals akan cenderung stabil," imbuh Rio.

Rekomendasi Saham

Dari sisi fluktuasi harga, Rio menilai sektor consumer non-cyclicals cenderung stabil dibandingkan pergerakan IHSG. Di samping itu, sektor barang konsumen primer secara valuasi masih tergolong murah sehingga punya ruang yang cukup luas untuk tumbuh.

Rio memberikan gambaran, valuasi sektor barang konsumen primer secara umum diperdagangkan pada price to earnings ratio (PER) 13,70x. Lebih rendah dibandingkan rata-rata PER IHSG dari 2003 sampai 2022 sebesar 19,77x.

Catatan Rio, valuasi sektor barang konsumen primer itu masih dihitung dengan posisi PER per November 2022. Adapun dengan menimbang harga penutupan Senin (9/1), Rio menyoroti sejumlah saham dengan valuasi yang terbilang murah dibandingkan rata-rata sektor ini.

Baca Juga: IHSG Berpeluang Untuk Teknikal Rebound Pada Rabu (11/1)

Saham pilihan Rio adalah PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) dengan PER 9,85x, PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA) dengan PER 8,47x, dan PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk (SSMS) yang memiliki PER 7,20x.

Sementara itu, Arjun menyoroti sejumlah saham yang tergolong bluechips di sektor barang konsumen primer. Namun masih dalam fair valued atau undervalued, disertai dengan prospek bisnis yang cemerlang di tahun ini.

Pertama, PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP). Kalkulis Arjun, ICBP memiliki PER yang fair valued sebesar 25,16x, namun secara price to book value (PBV) cukup undervalued sebesar 2,12x.

Kedua, INDF yang secara PBV dan PER masih tergolong undervalued, masing-masing 0,67x dan 8,87x. Ketiga, JPFA dengan PBV 1,17x dan PER 8,30x, yang menurut Arjun undervalued dibandingkan rata-rata sektor konsumen primer dengan PBV 12,03x dan PER 25,72x.

Arjun menilai ketiga saham tersebut layak dikoleksi. Target harga INDF ada di Rp 7.175 dengan support Rp 6.550. Target harga ICBP berada pada area Rp 10.600 dengan support Rp 9.900. Lalu, Rp 1.605 menjadi target harga JPFA dengan support Rp 1.355.

 

Sedangkan Desy menyoroti emiten di segmen bisnis perkebunan dengan valuasi yang cenderung murah, rata-rata PER 7,94x. Saham yang bisa dilirik adalah PT PP London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP) dengan 6,85x, SSMS sebesar 6,98x, dan PT Dharma Satya Nusantara Tbk (DSNG) dengan PER 5,54x.

Di jajaran emiten barang konsumen primer ini, Desy memberikan rekomendasi buy untuk saham INDF, LSIP, DSNG, JPFA, dan PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI). "Untuk emiten yang tergabung dalam klasifikasi konsumen primer kami masih optimis baik secara jangka pendek maupun hingga jangka panjang," tandas Desy.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×