kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Vale Indonesia (INCO) siapkan belanja modal US$ 197 juta tahun ini


Sabtu, 02 Februari 2019 / 13:25 WIB
Vale Indonesia (INCO) siapkan belanja modal US$ 197 juta tahun ini


Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Vale Indonesia Tbk melanjutkan ekspansi pada tahun ini. Demi merealisasikan beberapa rencana bisnis dan operasi pertambangannya, Vale menyiapkan belanja modal atau capital expenditure (capex) senilai US$ 197 juta.

Senior Manager Communication PT Vale Indonesia Bayu Aji mengemukan, pada tahun ini Vale Indonesia fokus dalam rencana penambangan Blok Bahodopi di Sulawesi Tengah dan Blok Pomalaa di Sulawesi Tenggara. Sesuai rencana, kami menjalin kerjasama dalam bentuk joint venture (JV) dengan perusahaan lain untuk menambang di Blok Bahodopi. Sementara untuk Blok Pomalaa, Vale akan bekerjasama dengan Sumitomo, ungkap dia kepada Kontan.co.id, Jumat (1/2).

Selain itu, perusahaan berkode saham INCO di Bursa Efek Indonesia (BEI) ini masih fokus dalam pengembangan bisnis dan operasi, khususnya terkait proyek peningkatan kapasitas produksi di Blok Sorowako.

Guna memuluskan rencana bisnis pada tahun ini, Vale Indonesia sudah menyiapkan belanja modal sebesar US$ 197 juta. Kami menggunakan dana internal yang bersumber dari arus kas operasional untuk membiayai belanja modal, sebut Bayu.

Adapun belanja modal itu juga akan digunakan untuk perbaikan kanal PLTA Larona, penggantian alat berat serta pengembangan area konsesi di Bahodopi. Tahun ini, kami akan mulai mengerjakan proyek penguatan bendungan PLTA Larona serta canal lining yaitu upaya memaksimalkan aliran air di kanal PLTA Larona, imbuh dia.

Hingga kini INCO sudah memiliki empat PLTA yang berfungsi untuk menyalurkan tenaga listrik ke pabrik produksi nikel. Hanya saja, sudah 15 tahun terakhir, pabrik tambang nikel melakukan major shutdown pada April atau setiap semester pertama. Hal ini diperkirakan bakal mengurangi produksi mereka pada semester pertama.

Maka dari itu, sepanjang tahun lalu produksi nikel dalam matte INCO tercatat 74.806 ton atau tidak sesuai target sebesar 75.000 ton. Pencapaian tersebut juga lebih rendah dibandingkan realisasi 2017 yang sebesar 76.807 ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×