Reporter: Dimas Andi | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Vale Indonesia Tbk (INCO), salah satu emiten produsen nikel terkemuka di Indonesia, telah mengumumkan kinerja operasional dan keuangan untuk kuartal III-2025 dan periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2025.
INCO mampu mencatat kemajuan yang solid di seluruh operasinya selama kuartal III-2025. Hal ini didukung oleh peningkatan kinerja produksi dan keberhasilan dimulainya operasi di lokasi Bahodopi.
Produksi nikel dalam matte INCO mencapai 19.391 metrik ton pada kuartal III-2025, meningkat 4% dibandingkan kuartal sebelumnya. Sedangkan untuk periode Januari—September 2025, total produksi mencapai 54.975 metrik ton atau naik 4% year on year (yoy) dibandingkan tahun sebelumnya.
Baca Juga: Harga Nikel Berfluktuasi, Simak Rekomendasi Saham Vale Indonesia (INCO)
Hasil yang membaik ini mencerminkan perencanaan pemeliharaan yang proaktif oleh INCO pada awal tahun, yang memungkinkan proses produksi berjalan lebih lancar dan efisien pada paruh kedua 2025.
Selain operasi utama nikel matte, INCO juga memperkuat portofolio komersialnya dengan penjualan perdana bijih nikel saprolit dari Blok Bahodopi dan Pomalaa. Awalnya, penjualan ini direncanakan pada kuartal keempat, namun tambang Bahodopi berhasil melakukan pengiriman lebih awal pada Juli 2025.
Selama periode Januari—September 2025, total penjualan bijih nikel saprolit INCO mencapai 896.263 metrik ton basah, sehingga menegaskan kelincahan operasional INCO dan responsivitas terhadap peluang pasar.
Presiden Direktur dan Chief Executive Officer Vale Indonesia Bernardus Irmanto mengapresiasi kemajuan konsisten yang dicapai INCO pada kuartal III-2025. Kinerja INCO mencerminkan dedikasi tim dan ketangguhan operasi perusahaan dalam beradaptasi dan memberikan nilai tambah di tengah dinamika pasar.
“Kami tetap fokus pada keunggulan operasional, keselamatan, dan kontribusi berkelanjutan terhadap pertumbuhan Indonesia,” ujar dia dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (29/10/2025).
Dari sisi keuangan, INCO mencatat pendapatan sebesar US$ 278,6 juta pada kuartal III-2025, atau meningkat 27% dibandingkan kuartal sebelumnya. Hasil ini terutama didorong oleh volume penjualan yang lebih tinggi dari produk nikel matte dan bijih saprolit.
Harga rata-rata realisasi nikel matte tetap stabil di level US$ 12.272 per ton, mencerminkan kondisi pasar yang stabil meskipun terjadi normalisasi harga secara umum dibandingkan tahun lalu.
Untuk periode sembilan bulan atau Januari—September 2025, total pendapatan INCO mencapai US$ 705,4 juta, atau sedikit menurun 0,45% yoy dibandingkan US$ 708,6 juta yang diraih pada periode yang sama tahun 2024.
INCO juga mencatat peningkatan signifikan dalam profitabilitas, dengan EBITDA naik menjadi US$ 74,6 juta pada kuartal III-2025, dibandingkan dengan capaian kuartal II-2025 yaitu US$ 40,0 juta.
Baca Juga: Gelar RUPSLB, Vale Indonesia (INCO) Ubah Susunan Direksi
Laba bersih INCO juga meningkat menjadi US$ 27,2 juta pada kuartal III-2025, dari US$ 3,5 juta yang dicapai pada kuartal sebelumnya.
Direktur dan Chief Financial Officer Vale Indonesia Rizky Putra mengatakan, hasil keuangan INCO pada kuartal III-2025 menunjukkan peningkatan profitabilitas yang didorong oleh produksi yang lebih tinggi, peningkatan nilai jual nikel, dan pengendalian biaya yang disiplin.
“Kami juga mulai melihat kontribusi dari penjualan bijih saprolit Bahodopi, yang memperkuat kekuatan portofolio kami yang terdiversifikasi,” ungkap dia.
Lebih jauh, selama kuartal III-2025, INCO mencatat peningkatan moderat dalam konsumsi energi seiring dengan meningkatnya aktivitas produksi. Di saat yang sama, harga bahan bakar yang lebih rendah dan optimalisasi pengadaan yang berkelanjutan mendukung efisiensi biaya lebih lanjut.
Biaya kas per unit penjualan nikel matte INCO mampu berkurang menjadi US$ 9.304 per ton pada kuartal III-2025, dibandingkan US$ 9.384 per ton pada kuartal sebelumnya.
Baca Juga: Cek Rekomendasi Saham Vale Indonesia (INCO) Usai Danantara Masuk Proyek Smelter HPAL
Efisiensi ini, dikombinasikan dengan operasi yang stabil, menegaskan komitmen INCO untuk menjaga daya saing dan mengelola biaya secara bijak dalam lingkungan pasar yang terus berkembang.
Per 30 September 2025, kas dan setara kas INCO tercatat sebesar US$ 496,3 juta, dibandingkan US$ 506,7 juta pada akhir Juni 2025. Belanja modal INCO selama periode sembilan bulan 2025 mencapai US$ 331,4 juta, atau lebih tinggi dibandingkan US$ 200,9 juta pada tahun sebelumnya yang mencerminkan percepatan kemajuan proyek Bahodopi dan Pomalaa.
INCO pun terus berinvestasi untuk pertumbuhan jangka panjang dengan berpedoman pada prinsip pertambangan yang bertanggung jawab dan keunggulan operasional.
Selanjutnya: Ekonom Dorong Skema Ultramikro Diperluas untuk Dukung Keluarga Miskin Naik Kelas
Menarik Dibaca: 5 Manfaat Chia Seed untuk Kesehatan Wanita, Bantu Turunkan Risiko PCOS
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News












