Reporter: Kenia Intan | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah melalui Menteri Kesehatan telah menerbitkan aturan mengenai vaksinasi Covid-19 mandiri yang disebut dengan vaksinasi gotong royong. Beleid itu tertuang dalam Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) Nomor 10 Tahun 2021 tentang Pelaksanaan Vaksinasi dalam Rangka Penanggulangan Pandemi Covid-19.
Asal tahu saja, vaksinasi gotong royong adalah pelaksanaan vaksinasi kepada karyawan/karyawati, keluarga dan individu lain terkait dalam keluarga yang pendanaannya ditanggung atau dibebankan pada badan hukum/badan usaha.
Menurut catatan Kontan.co.id sebelumnya, vaksinasi gotong royong akan didistribusikan kepada perusahaan menggunakan jenis atau merek vaksin yang berbeda dengan program pemerintah.
Baca Juga: Ditopang investor domestik, pasar saham Indonesia tangguh hadapi taper tantrum
"Jenis vaksin Gotong Royong tidak akan menggunakan vaksin Sinovac, vaksin AstraZeneca, vaksin Novavax dan Pfizer. Jadi di luar vaksin itu,” jelas Juru Bicara Vaksinasi Pemerintah Siti Nadia Tarmizi seperti yang dikutip Kontan.co.id pekan lalu, Senin (1/3).
Emiten farmasi PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) menyambut positif langkah tersebut. Sebab, adanya vaksinasi gotong royong dapat mempercepat proses vaksinasi nasional. Direktur Utama PT Kalbe Farma Tbk Vidjongtius tidak memungkiri, disetujuinya vaksinasi gotong royong akan memperbesar peluang bagi vaksin Covid-19 yang tengah dikembangkan KLBF dan Genexine Korea Selatan.
"Kalbe akan mengikuti policy pemerintah dan peluang tersebut tetap terbuka karena secara nasional kebutuhan volume vaksin cukup besar," ujar Vidjong ketika dihubungi Kontan.co.id Senin (8/3).
Asal tahu saja, vaksin Covid-19 yang dikembangkan KLBF dan Genexine Korea Selatan masih dalam tahap uji klinis saat ini. Vidjong berharap proses uji klinis dan persetujuan emergency dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dapat diperoleh di kuartal III 2021.
Baca Juga: Pendapatan turun, laba bersih Gajah Tunggal (GJTL) malah melesat 19% di 2020
Adapun untuk volume produksinya, Vidjong bilang masih dalam proses perhitungan bersama pihak Genexine. Menurut catatan Kontan..co.id, vaksin ini diharapkan dapat dijual tidak lebih dari US$ 10 nantinya.
Jadi katalis positif
Analis NH Korindo Sekuritas Putu Chantika mengamati, diizinkannya vaksinasi mandiri dapat menjadi katalis positif bagi KLBF ke depan. Mengingat, emiten farmasi itu turut andil dalam memproduksi vaksin Covid-19 bersama dengan Genexine Korea Selatan. Di sisi lain, lini bisnis distribusi KLBF juga diproyeksi meningkat seiring adanya program vaksinasi.
"Jika proses tahap uji klinis vaksin Covid-19 on track, hal ini menjadi sentimen positif yang cukup kuat," ujarnya kepada Kontan.co.id beberapa waktu lalu. Ia pun merekomendasikan buy saham KLBF dengan target harga Rp 1.750.
Senada, Analis Ciptadana Sekuritas Robert Sebastian juga menyarankan buy saham KLBF dengan target harga Rp 1.770.
Baca Juga: Penjualan Semen Indonesia (SMGR) diproyeksi membaik, simak rekomendasi sahamnya
"KLBF sedang mengembangkan vaksin dan dapat menjadi sentimen positif, apalagi sudah diperbolehkan vaksin mandiri. Untuk kalangan menengah ke atas dan swasta akan sangat bagus," ujar Robert kepada Kontan.co.id, Senin (8/3).
Di sisi lain, Robert melihat KLBF tergolong ke dalam sektor yang cukup stabil dan dapat membukukan kinerja yang apik di tengah pandemi Covid-19. Rupiah yang cenderung stabil juga membawa dampak positif bagi emiten farmasi seperti KLBF.
Sekadar informasi, hingga penutupan perdagangan Selasa (9/3) saham KLBF ditutup di Rp 1.545 Harga tersebut melemah 0,32% selama sepekan dan melorot 1,59% selama sebulan terakhir.
Selanjutnya: Ditopang rawat inap, pendapatan Mitra Keluarga Karyasehat (MIKA) naik 6,69% di 2020
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News