Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah analis menilai kondisi pasar saham tanah air cukup tangguh untuk menghadapi tapering di Amerika Serikat (AS). Taper tantrum bisa diartikan gejolak pasar ketika bank sentral mulai normalisasi kebijakan setelah pelonggaran moneter ketika krisis.
Investment Specialist Sucorinvest Asset Management Toufan Yamin mengatakan, jika memang taper tantrum terjadi, pasar modal tanah air akan cukup kokoh, seiring dengan komposisi pemain bursa yang saat ini sudah didominasi oleh pemain domestik. Berbeda dengan kondisi dulu ketika investor asing banyak yang berperan sebagai penggerak utama pasar.
“Dari 2018 sampai sekarang, asing sudah tidak banyak. Ketika likuiditas kering, dana asing yang lari dari Indonesia tidak akan sebanyak 2013. Impact-nya akan tidak banyak,” terang Toufan kepada Kontan.co.id, Senin (8/3).
Hanya saja, Toufan menilai, tapering masih belum akan terjadi dalam waktu dekat. Hal ini dengan menimbang pemulihan ekonomi yang baru saja dimulai, daya beli yang belum kembali pulih, hingga bisnis belum pulih secara sepenuhnya.
Baca Juga: Ekonom ini sebut risiko taper tantrum bisa terjadi pada paruh kedua tahun ini
“Ketika nanti misalnya dilakukan taper atau pengetatan lebih, nantinya malah akan mengganggu laju ekonomi secara global maupun AS khususnya,” sambung Toufan.
Senada, David Sutyanto, Head of Research Ekuator Swarna Sekuritas mengatakan, taper tantrum pastinya akan berdampak terhadap IHSG. Hal ini karena aksi jual bersih (net sell) akan terjadi dan arus dana keluar (capital outflow) juga akan terjadi.
“Tapi, melihat saat ini investor dalam negeri juga sudah cukup kuat, mungkin efeknya bisa teredam,” terang David kepada Kontan.co.id, Selasa (9/3).
Menurut David, jika taper tantrum terjadi, investor sebaiknya memilih saham emiten yang berbasis pada pasar ekspor, misalnya saham PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL). Kemudian, investor juga bisa memilih emiten yang berorientasi domestik seperti emiten konsumer yakni PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) dan PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP).
Baca Juga: Bila taper tantrum terjadi, bagaimana dampaknya ke pasar saham Indonesia?
Selanjutnya: IHSG turun 0,78% ke 6.199 pada Selasa (9/3), BBCA & BBRI paling banyak dijual asing
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News