kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.526.000   -2.000   -0,13%
  • USD/IDR 16.240   -40,00   -0,25%
  • IDX 7.037   -29,18   -0,41%
  • KOMPAS100 1.050   -5,14   -0,49%
  • LQ45 825   -5,35   -0,64%
  • ISSI 214   -0,85   -0,40%
  • IDX30 423   -1,15   -0,27%
  • IDXHIDIV20 514   0,87   0,17%
  • IDX80 120   -0,69   -0,57%
  • IDXV30 125   1,36   1,09%
  • IDXQ30 142   0,26   0,18%

Vaksin corona bikin saham emiten farmasi melejit, bagaimana investor mesti bersikap?


Senin, 07 Desember 2020 / 18:51 WIB
Vaksin corona bikin saham emiten farmasi melejit, bagaimana investor mesti bersikap?
ILUSTRASI. Pekerja berjalan di samping grafik pergerakan saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (26/8/2020). ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/aww.


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Angin segar datang dari penanganan kasus Covid-19 di tanah air. Kemarin (6/12), Indonesia mendatangkan 1,2 juta dosis vaksin produksi Sinovac asal China. Saat ini, vaksin tersebut disimpan di Kantor Pusat PT Bio Farma (Persero) di Bandung, Jawa Barat.

Kedatangan vaksin ini turut mendorong kenaikan harga saham emiten farmasi. Melansir RTI, hari ini tiga emiten yang berkaitan dengan farmasi menjadi pengisi puncak klasemen saham dengan kenaikan tertinggi. Bahkan, ketiga saham ini kompak terkena auto rejection atau ARA di akhir perdagangan hari ini.

Ketiga saham  tersebut adalah PT Kimia Farma Tbk (KAEF) melesat 24,79% ke level Rp 4.430, saham Indofarma Tbk (INAF) melesat 24,78% ke level Rp 4.230, dan saham PT Itama Ranoraya Tbk (IRRA) melesat 24,68% ke level Rp 1.440.

Baca Juga: Simak deretan saham pilihan Mirae Asset Sekuritas menjelang tutup tahun 2020

Sejak awal tahun, saham-saham ini juga sudah naik gila-gilaan. Saham KAEF misalnya, sudah naik 254,40% sejak awal tahun sementara saham IRRA sudah naik 121,54% sejak awal tahun.

Saham INAF bahkan lebih fantastis lagi. Sejak awal tahun atau secara year-to-date, saham BUMN ini melesat hingga 386,21%.

Aria Santoso, Presiden Direktur CSA Institute menilai, kenaikan yang terjadi pada saham sektor farmasi disebabkan saham sektor ini mendapatkan momentum jangka pendek. Saham emiten farmasi pun bisa dimanfaatkan untuk perdagangan  selama masih ada optimisme pasar. “Sesungguhnya secara harga sekarang sudah tidak murah lagi,” terang Aria kepada Kontan.co.id, Senin (7/12).

Dus, Aria menyarankan, bagi yang ingin melakukan investasi bisa memperhatikan sektor lainnya yang masih murah. Menurut Aria, sektor properti masih bisa dijadikan alternatif pilihan investasi dengan kondisi saat ini dimana era suku bunga sudah cukup rendah. Secara sektoral, indeks sektor properti, real estate, dan konstruksi masih  memberi return -23,54% sejak awal tahun.

Baca Juga: IHSG berpeluang menguji level 6.000, berikut sentimen pendorongnya

Sementara Analis Panin Sekuritas William Hartanto menilai, investor bisa menunggu momentum terjadinya koreksi atau langsung melakukan pembelian di current price. Jika terjadi koreksi pun William menilai tidak akan terlalu jauh.

Sementara itu, saham sektor lainnya pun hampir semuanya bisa menjadi perhatian pelaku pasar. “Karena anggapannya semua akan pulih sesudah vaksinasi,” terang William.

Selanjutnya: Harga saham Kimia Farma (KAEF) dan Indofarma (INAF) melesat lebih dari 20% hari ini

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×