Reporter: Yoliawan H | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) terus berbenah diri untuk memperbaiki kinerja keuangan. Salah satunya dengan melakukan restrukturisasi utang.
Achmad Amri Aswono Putro, Direktur Keuangan BNBR mengatakan, restrukturisasi utang BNBR terus berjalan sesuai rencana. Targetnya BNBR dapat melakukan restrukturisasi utang senilai Rp 9 triliun.
“Skemanya ada obligasi wajib konversi ataupun konversi utang menjadi saham. Beberapa kreditur sudah setuju. Diharapkan 45% utang BNBR dapat berkurang,” ujar Amri saat ditemui Kontan.co.id di Jakarta pekan lalu.
Untuk diketahui beberapa kreditur yang melakukan kesepakatan dengan BNBR untuk dilakukan proses restrukturisasi adalah Eurofa Capital Investment, Glencore International AG dan Mitsubishi Corporation dengan total utang sekitar Rp 9 triliun.
Langkah restrukturisasi ini menjadi opsi dikarenakan dari sisi going concern akan lebih baik jika adanya konversi utang serta akan membantu kinerja laporan keuangan. Di sisi lain, pelemahan rupiah pun akan makin mebebani utang BNBR, pasalnya utang BNBR ini dalam bentuk dollar Amerika Serikat.
“Apabila restrukturisasi ini rampung, dari selisih kurs saja kami bisa hemat sekitar Rp 200 miliar,” ujar Amri.
Asal tahu saja, dalam pemberitaan Kontan sebelumnya, rincian utang BNBR yang masuk daftar restrukturisasi adalah senilai US$ 218 juta ke Mitsubishi Corporation RtM Japan Ltd sudah selesai direstrukturisasi. Sisanya, US$ 121 juta kepada Eurofa Capital Investment dan US$ 408 juta ke Glencore International AG.
Amri menjelaskan, pasca bersih-bersih utang ini, harapannya di tahun 2018 BNBR akan mendapatkan pendapatan dari anak-anak usaha sekitar Rp 3 triliun.
Sekadar informasi, berdasarkan laporan keuangan perusahaan hingga semester I 2018, total liabilitas jangka pendek BNBR mencapai Rp 21,08 triliun, naik dari tahun sebelumnya sebesar Rp 11,04 triliun.
Liabilitas jangka panjang BNBR di periode yang sama sebesar Rp 930,74 miliarn turun tipis dari tahun sebelumnya sebesar Rp 970,70 miliar. Kemudian, dari sisi pendapatan tumbuh cukup signifikan sebesar 40,57% yoy menjadi Rp 1,59 triliun dari tahun sebelumnya sebesar Rp 1,13 triliun.
Pada penutupan perdagangan akhir pekan, saham BNBR masih bertahan di level gocap.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News