Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pertemuan antara Presiden Jokowi dengan Prabowo Subianto pada Sabtu (13/7) nampaknya benar-benar menjadi suplemen bagi rupiah. Pada hari Senin (15/7) rupiah jadi mata uang paling kuat di Asia.
Mengutip Bloomberg pada pukul 11.30 WIB, rupiah di pasar spot ada di level Rp 13.934 per dollar Amerika Serikat (AS) alias menguat 0,52% dibanding penutupan akhir pekan lalu yang ada di Rp 14.008 per dollar AS.
Mata uang Garuda juga lebih tangguh dibanding sejumlah mata uang negara Asia lain di hadapan USD. Ringgit Malaysia misalnya menguat 0,12%. Sedangkan dollar Singapura menguat tipis 0,03%.
Baca Juga: Profit taking turunkan harga emas Antam
Sejumlah mata uang Asia lain juga ikut menguat jelang siang ini yakni rupee India, bath Thailand, dan won Korea Selatan. Sedangkan yen Jepang dan dollar Hong Kong melemah di hadapan dollar AS.
Analis Monex Investindo Faisyal mengungkapkan faktor yang menyebabkan rupiah menguat lebih banyak berasal dari dalam negeri. Dari faktor domestik, Faisyal mengungkapkan pertemuan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan Prabowo Subianto di akhir pekan lalu memberi dorongan paling besar terhadap penguatan rupiah di pagi ini.
"Paling tidak meredakan ketegangan politik sehingga investor cukup yakin perkembangan ekonomi akan berjalan cukup kondusif juga," ujar Faisyal.
Baca Juga: Rupiah menguat, ini kurs jual dollar di BCA, BNI dan Bank Mandiri, Senin pagi (15/7)
Sependapat, Direktur Utama PT Garuda Berjangka Ibrahim juga menyebutkan dampak pertemuan Presiden Jokowi dan Prabowo merupakan yang utama dalam memberi pengaruh terhadap pergerakan rupiah.
Selain itu, Ibrahim juga menyebutkan adanya dampak dari pidato Presiden Jokowi terkait visi Indonesia, Minggu (15/7) malam.
"Pidato Jokowi kemarin luar biasa karena akan fokus terhadap infrastruktur jadi sesuai dengan program saat pilpres. Ini memang sedikit mengangkat sentimen positif terhadap pergerakan rupiah," ujar Ibrahim.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News