Reporter: Recha Dermawan | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Multi Garam Utama Tbk (FOLK) resmi mencatatkan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (7/8). Pada perdagangan perdana, harga saham FOLK menguat 13% dari Rp 100 per saham menjadi Rp 113 per saham.
Multi Garam Utama merupakan perusahaan yang memiliki kegiatan utama aktivitas perusahaan holding dan aktivitas konsultasi manajemen. FOLK meraup dana Rp 57 miliar dari hasil penawaran 570 juta saham atau 14,44% dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO.
Direktur Utama Folk Group Danny Sutradewa menegaskan, rencananya dana hasil penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) seluruhnya akan digunakan untuk pengembangan usaha perusahaan.
"Terkait dengan IPO, dana sebesar Rp 57 miliar seluruhnya digunakan untuk pengembangan perusahaan. Tidak ada yang digunakan untuk membayar utang, seluruhnya untuk pengembangan," Ucap Direktur Utama Folk Group Danny Sutradewa, Senin (7/8).
Baca Juga: Multi Garam Utama (FOLK) Resmi IPO, Raup Dana Segar Rp 57 Miliar
Dia juga mengatakan FOLK memiliki sejumlah rencana strategi untuk mengembangkan bisnis di masa mendatang.
"Ke depannya adalah growth engine, merger atau akuisisi. Bukan akuisisi brand baru saja, tetapi menambah kepemilikan di existing company kami, yang masih kami miliki secara minoritas," kata Danny.
Di sisi lain, FOLK juga akan berfokus pada sektor konsumer dan new media. Multi Garam Utama menganggap kedua sektor tersebut dinilai sangat prospektif.
Baca Juga: Multi Garam Utama (FOLK) Tawarkan Harga IPO Rp 100 Per Saham
"Untuk ke depannya kami melihat bahwa dua sektor ini konsumer dan new media ini merupakan dua hal yang bisa dilakukan secara scalable, jadi kami harus fokus di dua lini sektor tersebut dan kami melihat mana sektor yang bisa lebih jauh scalable," kata Danny.
FOLK akan menggunakan 22,69% dana IPO untuk penyetoran modal kepada PT Finfolk Media Nusantara (FMN), 18,85% untuk pembayaran jasa kontraktor, 12,50% dipinjamkan kepada PT Drsoap Global Indonesia (DGI) dan sekitar 12,00% akan dipinjamkan kepada PT Amazara Indonesia Mudakarya (AIM).
Lalu sisanya sekitar 6,60% akan dipinjamkan kepada PT Syca Kreasi Indonesia (SKI), 4,95% untuk pembelian software dan sekitar 4,76% akan digunakan untuk modal kerja.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News